Resensi Novel – Edensor
(Andrea Hirata)
May 24, 2012
· by Rhesi Elmia N
· in Inspirasi,
Resensi
Pengarang
: Andrea Hirata
Penerbit
: Klub Sastra Bentang
Tahun
terbit : 2007
Tebal
buku : 306 hlm.
Harga
buku : Rp.75.000,00
Salah satu
yang terlihat menonjol di Buku ketiga dari tetralogi Laskar Pelangi adalah
ingatan masa kecil dari tokoh utama sekaligus penulis buku ini, Andrea. Seperti
saat Andrea harus menentukan arah kemana Ia dan Arai harus berjalan karena saat
itu kompasnya ikut terampas oleh polisi di salah satu kota di Rusia. Saat
itu Ia teringat kenangannya bersama Weh, seseorang dari masa lalunya, yang
pernah mengajari bagaimana membaca rasi bintang yang sangat luas.ketika Ia
bertemu dengan Imam masjid di Austria yang berasal dari Afghanistan, dia
teringat dengan tokoh di masjid kampungnya, Taikong Hamim. Seorang tokoh agama
di kampungnya yang telah membuat dirinya harus mencari nama pengganti bagi
dirinya sendiri.
Buku ketiga
dari tetralogi Laskar Pelangi ini menyuguhkan kepada pembaca, salah satu bentuk
pengalaman dari seorang Andrea Hirata. Kisah-kisah di dalamnya merupakan
simpul-simpul kejadian yang pernah Ia alami. Pendidikan, kisah romantisme,
serta penjelajahannya menjadi media bagi dirinya menjalani kisah cintanya.
Bagaimana semangatnya mencari A-Ling kemudian dia harus rela menerima hasil
dari semangatnya itu. Kemudian bagaimana Ia tiba di Edensor, dalam sebuah
perjalanan yang tidak direncanakan. Dan kejadian itu Ia jadikan simbol
pertemuannya dengan A Ling.
Dan sebagai
penutup dari resensi buku ketiga ini sebuah potongan kisah dari buku ini,
ketika Andrea dan Arai dalam perjalanan pulang ke paris setelah selesai
melakukan perjalanan sebagai backpacker,”….Tapi aku tetap merasa
kesepian karena A Ling masih tak jelas rimbanya. Tak tahu lagi kemana
mencarinya. Hanya dari novel kenangannya aku dapat menemukannya. Kubuka lagi
novel lusuh itu, kubaca lagi keindahan desa khayalan Edensor untuk melipur
rinduku.
Jalan-jalan
desa menanjak berliku-liku dihiasi deretan pohon oak, berselang-seling di
antara jerejak anggur yang ditelantarkan. Lebah madu berdengung mengerubuti
petunia. Daffodil dan asturia tumbuh sepanjang pagar peternakan, berdesakan di
celah-celah bangku batu. Di belakang rumah penduduk tumpah ruah dedaunan warna
oranye, mendayu-dayu karena belain angin. Lalu terbentang luas padang rumput,
permukaannya ditebari awan-awan kapas…
Sebuah kata wawancara
menjadi sebuah undangan yang ditunggu-tunggu oleh Andrea dan Arai. Berbekal
ijasah SMA keduanya mulai merantau ke tanah jawa. Dua kali mereka telah
melakukan persiapan untuk menghadapi tes wawancara sebelum akhirnya mereka
diterima bekerja sebagai sales peralatan dapur [untuk yang terakhir ini,
mereka diterima bekerja tanpa tes wawancara sekalipun. Meski akhirnya mereka
dipecat karena angka penjualannya memalukan.
Kemudian,
Andrea diterima bekerja di sebuah kantor pos di Bogor sementara Arai bekerja
sekaligus kuliah di kalimantan. Andrea senang menjadi Pengatur Muda Pos,
wewenangnya adalah mencairkan wesel dengan nilai sampai seratus lima puluh
ribu. Dan itu sangat berarti baginya karena dengan kekuasaannya itu dia bisa
membantu para mahasiswa IPB yang miskin. Kemudian, setelah keduanya lulus
kuliah, mereka mengikuti tes beasiswa untuk mengambil S-2 ke Eropa. Dan, mereka
diterima di Sorbonne. Sebuah tempat yang belum pernah terbayangkan jauhnya.
Yang mereka tahu hanyalah waktu tempuh yang akan mereka alami.
Dan, Andrea
berusaha mencari A-Ling, kekasih hatinya yang telah terpisah sejak SMP untuk
berpamitan. Dan Arai berpamitan kepada Zakia Nurmala, cintanya yang bertepuk
sebelah tangan, melalui sepucuk surat.
Di tengah
kehidupan perkuliahan di Eropa, keduanya juga mengalami banyak pengalaman baru.
Menjadi orang yang berada ditengah persaingan mahasiswa luar negeri dirasakan
sebagai pengalaman yang mengasyikkan. Perjalanan-perjalanan indah telah mereka
ciptakan. Melakukan perjalanan di Eropa tanpa mengikuti paket pariwisata
menjadikan perjalanan mereka lebih menyenangkan. Hal baru telah menjadi sahabat
bagi semangat mereka berdua. Hingga keduanya melakukan perjalanan sebagai backpacker
mengelilingi dua benua sekaligus. Eropa dan Afrika. Menjadi artis jalanan di
berbagai tempat adalah buah hati bagi semangat mereka selama melakukan
perjalanan itu.
Hingga
akhirnya tibalah Andrea pada sebuah tempat yang dulu hanya bisa diceritakan
oleh A-Ling setelah membaca sebuah novel. Edensor. Tempat yang ingin dituju
oleh kekasih Andrea, seseorang yang telah menjadi bagian dari semangatnya.
Kehidupan
masa kecil di Belitong telah meninggalkan bekas yang mendalam bagi seorang
Andrea Hirata, tokoh utama sekaligus penulis buku ini. Pertemuannya dengan Weh,
seorang pelaut kapal kecil di kampungnya, telah membuat dirinya bangga sebagai
laki-laki, sebagai navigator alam. Bagaimana Iamengenang malam itu, malam
dimana Weh mengajarkan cara membaca petunjuk alam. Dengan menggambari langit,
Andrea terkagum-kagum kepada alam semesta.
Bagaimana Ia
harus mencari sendiri sebuah nama sebagai pengganti namanya yang harus diganti.
Dan Ia telah menemukan nama itu, mengadopsi nama seorang wanita Italia, Andrea
Galliano yang mengancam bunuh diri apabila Elvis Presley tidak membaca
suratnya. Dan tahukah Anda dimana dia menemukan nama itu? Nama itu tertulis
pada sebuah artikel di majalah yang Ia baca.
Pengalaman –
pengalaman di atas adalah beberapa mimpi yang telah dialami oleh seorang Andrea
Hirata. Bagaimana Ia teringat pengalaman masa kecilnya ketika dia menjadi
seorang backpacker. Baginya, pengalaman masa kecil di sebuah kampung di
Belitong telah membawa dirinya menikmati menjadi seorang backpacker di daratan
Eropa dan Afrika.
Dan
kecintaanya pada seorang wanita keturunan cina, Njoo Xian Ling juga turut Ia
bawa serta dalam perjalanan itu. Kemana-mana Ia akan menemui seseorang yang
bernama A Ling yang telah Ia dapatkan melalui internet. Itu semua Ia lakukan
demi menghabisi rasa penasarannya dimana A Ling berada, seperti apakah A Ling
kini. Keinginannya bertemu A Ling dihidupi oleh kenangan indah pada saat Ia
menaiki komedi putar bersama A Ling dan sebuah buku, kado dari A Ling.
Dan pada
akhirnya, pada sebuah perjalanan di Inggris yang tidak Ia rencanakan, dirinya
terpaku pada suatu lukisan hidup, seperti lukisan yang ada di buku novel, kado
dari A Ling. Andrea telah berada di sebuah tempat bernama EDENSOR, Inggris.
Semua cerita
yang terdapat dalam buku ketiga dari tetralogi laskar pelangi adalah simpul
dari impian penulis pada masa kecil. Dan telah Ia alami sewaktu menjadi seorang
backpacker di dua benua. Di resensi ke satu dari buku ini saya menyuguhkan,
bagaimana seorang Andrea Hirata menceritakan pengalmannya mengalami hal – hal
baru dan bahkan hal – hal yang telah Ia lakukan dulu yang kini mengalami ujung
peristiwanya. Seperti pada saat Ia bertemu, bersalaman dan beramah tamah dengan
Andrea Galliano [pemilik nama yang telah Ia pilih sendiri semasa kecil], pada
sebuah pembukaan museum khusus Elvis Presley. Serta bagaimana Ia akhirnya
sampai di daratan bernama Edensor, sebuah tempat yang dulu hanya dilukiskan
keindahannya oleh A Ling, seseorang yang telah memberi kekuatan dalam
perjalanannya.
Kekurangan
dari novel ini adalah banyaknya istilah-istilah dan kalimat-kalimat yang sulit
dimengerti oleh pembaca, seperti pada istilah Gracias senor dan la
niege au sahara. Dan pada kalimat “…. Aku ingin menghirup berupa-rupa
pengalaman lalu terjun bebas menyelami labirin lika liku hidup yang ujungnya
tak dapat disangka. Aku mendamba kehidupan dengan kemungkinan-kemungkinan yang
bereaksi satu sama lain seperti benturan molekul uranium: meletup tak terduga
duga, menyerap, mengikat, mengganda, berkembang dan terurai…..”.
Dan pada
akhir cerita yang membuat kita penasaran, novel ini hanya menceritakan ketika
ikal menemukan desa khayalan A-Ling, Edensor. Bukan ikal bertemu dengan A-Ling.
Sehingga rasanya kita diwajibkan membaca novel keempat Andrea Hirata, Marymah
Karpov yang merupakan novel kelanjutan dari Edensor. Novel ini menceritakan
tentang seorang wanita yaitu A-Ling.
Kelebihan
dari buku ini yaitu kemampuan penulis menggambarkan tokoh-tokoh dalam novel
Edensor yang dapat sangat kuat sehingga membuat pembaca terbawa dalam cerita
ini. Dan novel ini juga dapat membawa pembaca seakan-akan mengalami sendiri
pertiwa-peristiawa yang terjadi di novel ini.
Edensor
sangat cocok bagi siswa SMA dan universitas yang dapat memotivasi semangat
belajar mereka. Karena dapat memotivasi semangat belajar mereka. Karena novel
ini menceritakan Ikal dan Arai yang tidak menduga kalau mereka dapat beasiswa
untuk belajar ke Perancis, Eropa. Dan juga semangat penulis yang kokoh walau
diterjang penderitaan. Dan Penulis sepertinya mengharapkan para pembaca agar
mencontoh watak tokoh utama dalam mengarungi kehidupan.
Nilai-nilai
sosial yang dapat dipetik dari buku ini adalah semangat juang dua orang
laki-laki yang berkibar-kobar demi menempuh pendidikan dan pencarian cinta
mereka.
Oleh : M. Misbachul Fahmi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar