Balon Pasangan/Appasiamak dan Pembelajaran di Kelas
Lihat keseruannya di https://www.youtube.com/watch?v=SBxJv5gQ9KI&t=60s
Pendidikan merupakan suatu aktivitas manusia dalam
membangun peradaban modern yang lebih baik. Pendidikan juga merupakan aktivitas
manusia dalam membentuk karakter manusia yang baik, yang akan mampu memelihara
keseimbangan. Sebab pendidikan banyak negara yang dengan mudahnya meraih
kemajuan. Misalnya, negara Jepang, negara ini maju disebabkan karena
perhatiannya yang tinggi terhadap pendidikan dan teknologi, yang merupakan
tanda kemajuan zaman. Meskipun secara geografis negara ini tidak memiliki
wilayah yang besar, tetapi pendapatan negara dan kemajuan fasilitasnya berbanding
terbalik dengan negara yang secara geografis lebih baik darinya. Melihat
beberapa contoh perkembangan pendidikan di negara lain, toh rasa-rasanya
pendidikan kita masih berada jauh dari jejak-jejak mereka. Bahkan kita masih
stagnan selama bertahun-tahun dalam kondisi seperti ini. Pembelajaran di
sekolah kita masih menjadikan ruang kelas yang memiliki empat sisi tembok
pembatas. Kita masih terkungkung dengan mengikuti langkah-langkah pembelajaran
baku yang dibuat beberapa waktu sebelum pembelajaran dimulai. Dibuat dengan
hayalan seolah-olah ilmiah karena mengikuti sintaks yang ada. Secara pribadi,
penulis sangat suka berdiskusi tentang perubahan-perubahan kecil yang dilakukan
di dalam proses pembelajaran yang membuat peserta didik lebih bergairah dalam
melakoni hari yang melelahkan setiap hari, pukul 7.00 hingga pukul 15. 45.
Kali ini
tulisan saya khusus berbagi kepada Bapak/Ibu tenaga pendidik di seluruh
Indonesia. Saya akan menulis salah satu inovasi pembelajaran yang telah saya
praktikkan di kelas. Penilaian harian yang menjadi prasyarat dalam kurikulum
2013 tidak selalu mesti dilakukan dengan konvensi yang selama ini dipraktikkan
secara turun temurun. Pendidik membacakan atau membagikan kertas soal kepada
peserta didik dan mereka duduk dengan tenang mengerjakan, memikirkan, dan
menuliskan jawabannya. Waktu habis, lembar jawaban pun dikumpul. Kali ini saya,
penilaian saya lakukan dengan sedikit inovasi yang berbeda. Yang jelas, tujuan
penilaian tercapai. Inovasi yang saya praktikkan saya beri nama “Balon
Pasangan”. Bagaimana prosesnya? Silakan
lanjutkan membaca langkah-langkah berikut!
1.
Pastikan bahwa materi telah dipahami dengan baik
oleh peserta didik. Pertemuan demi pertemuan yang dilakukan di dalam dan di
luar ruang kelas dipastikan untuk memenuhi target pembelajaran yang telah
direncanakan.
2.
Pertemuan sebelumnya, pendidik menginformasikan
bahwa akan melakukan penilaian harian. Tidak perlu sampaikan teknisnya kepada
mereka. Tujuannya, agar menantang dan pengerjaan terlaksana dengan seru.
3.
Pendidik meminta peserta didik untuk membawa
balon udara. Satu peserta didik, satu balon udara. Instruksikan untuk membawa
balon udara yang berkualitas sedang. Tujuannya, supaya dapat mengembang dengan
sempurna dan tidak mudah meletus.
4.
Pendidik menyiapkan kartu soal dan kartu jawaban.
Kartu tersebut dicetak dengan kertas biasa, digunting sesuai dengan ukuran,
lalu digulung dengan rapi. Pastikan kertas soal seimbang dengan kertas jawaban.
5.
Pendidik menyampaikan instruksi penilaian
(permainan) di depan kelas.
6.
Pastikan bahwa seluruh peserta didik telah
paham dengan penjelasan pendidik.
7.
Bagikanlah gulungan kertas tersebut kepada
peserta didik. Satu gulungan kertas untuk satu peserta didik. Jika ada peserta
didik yang tidak hadir, bagikanlah kertas tersebut kepada peserta didik yang
lain. Boleh jadi, ada satu balon yang berisi dua kertas. Jangan biarkan peserta
didik untuk membuka kertasnya. Mereka tidak boleh tahu isi dari kertas
tersebut.
8.
Instruksikan kepada peserta didik untuk
memasukkan kertas tersebut ke dalam balon udara.
9.
Setelah kertasnya berada di dalam balon, peserta
didik meniup balon hingga mengembang dengan sempurna. Pendidik mengontrol
tiupan peserta didik dan tetap memberikan instruksi agar berhati-hati, teliti,
pelan, dan tetap bersemangat.
10.
Setelah balon mengembang dengan sempurna, ikat
balonnya hingga udara tidak bisa keluar.
11.
Dengan instruksi pendidik, peserta didik
melemparkan balonnya ke atas udara. Jika ada balon yang mendekat, pukul kembali
hingga semua balon beterbangan di dalam kelas.
12.
Jika waktunya dianggap sudah cukup, pendidik
menginstruksikan kepada peserta didik untuk masing-masing menangkap balon.
13.
Berusahalah untuk meletuskan balon tanpa bantuan
apa pun.
14.
Setelah balonnya berhasil meletus, ambil kertas yang
ada di dalamnya. Jika peserta didik membuka kertas dan mendapatkan soal berarti
dia bertugas untuk mencari pasangan jawabannya. Begitupun sebaliknya.
15.
Agar pembelajaran berjalan dengan terkontrol,
pendidik memberikan batas waktu kepada peserta didik untuk menemukan
pasangannya.
16.
Setelah waktu yang ditentukan telah habis,
pendidik mengecek peserta didik yang berhasil menemukan pasangan dan yang
gagal.
17.
Berikan penguatan di akhir pembelajaran.
Inilah
praktik pembelajaran yang penulis telah lakukan. Semoga kita bisa saling
berbagi untuk pendidikan yang lebih baik. Terima kasih.