Selamat Datang di Blog Edukasi Suparmin, SMA Negeri 1 Pallangga, Gowa, Sulawesi Selatan

Kamis, 15 November 2012

Ejaan bahasa Indonesia


                             
1.  Ejaan Bahasa Indonesia


Text Box: A. Ejaan Van Ophusyen
 


Ejaan ini merupakan ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin. Charles Van Ophuijsen yang dibantu oleh Nawawi Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim menyusun ejaan baru ini pada tahun 1896. Pedoman tata bahasa yang kemudian dikenal dengan nama ejaan Van Ophuijsen itu resmi diakui pemerintah kolonial pada tahun 1901. Ejaan Van Ophuijsen disebut juga ejaan Balai Pustaka. Ejaan ini diterapkan sejak tahun 1901 s.d. 1947.
Ciri-ciri ejaan Van Ophuijsen.
·         Huruf u ditulis oe. Contoh : sudah ditulis soedah.
·         Koma hamzah (k) ditulis dengan tanda (‘) pada akhir kata. Contoh : bapa’,  ta’,   sepa’
·         Jika pada suatu kata berakhir huruf a mendapat akhiran i, maka di atas akhiran itu diberi tanda trema  (“).
·         Huruf e yang pelafalannya keras diberi tanda (‘) di atasnya.                    Contoh : emak, ditulis ema’.
·         Kata ulang diberi angka 2. Contoh : anak2 (anak-anak)
·         Kata majemuk ditulis dengan tiga cara, yaitu:
-       dirangkai menjadi satu. Contoh : hoeloebalang.
-       dengan menggunakan tanda penghubung.
Contoh : rumah-sakit.
-       dipisahkan. Contoh : anak negeri.


Text Box: B. Ejaan Republik/Ejaan Suwandi
 


Ejaan Republik dimuat dalam surat keputusan P dan K Mr. Soewandi No. 264/Bhg. A, tanggal 19 Maret 1947. Olehnya itu, ejaan ini disebut pula ejaan Suwandi. Pada dasarnya, ejaan ini sama dengan ejaan Van Ophuijsen, hanya saja ada beberapa penyederhanaan dan perubahan.
 Ciri-ciri ejaan Republik
·         Huruf oe berubah menjadi u.
Contoh : soedah menjadi sudah.
·         Koma ain dan koma hamzah dihilangkan dan ditulis dengan k.
 Contoh : bapa’ ditulis bapak.
·         Tanda trema  pada huruf a dan I dihilangkan.
·         Huruf e keras dan e lemah ditulis tidak menggunakan tanda.                 Contoh : ejaan, seekor, enak, dll.
·         Penulisan kata ulang dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, diberi angka 2. Contoh : anak2 (anak-anak), dan kedua, ditulis dengan memberi tanda penghubung. Contoh : lari-lari.
·         Kata majemuk ditulis dengan tiga cara, yaitu:
-       dirangkai menjadi satu. Contoh : tatalaksana.
-       dengan menggunakan tanda penghubung.
Contoh : tata-laksana.
-       dipisahkan. Contoh : tata laksana.


Text Box: C. Ejaan Malindo
 


Ejaan Malindo (Melayu Indonesia) adalah suatu ejaan dari perumusan Melayu dan Indonesia. Perumusan ini berangkat dari Kongres Bahasa Indonesia II tahun 1954 di Medan, Sumatra Utara. Kemudian pada tahun 1959 dirumuskan Ejaan Melindo tersebut. Sayangnya ejaan ini belum sempat diterapkan karena pada saat itu terjadi konfrontasi antara Indonesia dengan Malaysia.


Text Box: D. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
 


Ejaan yang Disempurnakan merupakan penyempurnaan dari ejaan sebelumnya. EYD diresmikan pada saat memperingati HUT kemerdekaan RI XXVII, 17  Agustus 1972. Kemudian dikukuhkan dalam Surat Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972. EYD merupakan hasil kerja panitia yang dibentuk pada tahun 1966.
Selanjutnya ejaan ini digunakan sampai sekarang, termasuk dalam penyusunan buku ini.
Beberapa perubahan yang terjadi pada ejaan, yaitu:

Indonesia
(pra-1972)
Malaysia
(pra-1972)
Sejak 1972
Tj
ch
C
Dj
j
J
Ch
kh
Kh
Nj
ny
Ny
Sj
sh
Sy
J
y
Y
oe*
u
U
Catatan: Tahun 1947 "oe" sudah digantikan dengan "u".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Try Relay: the free SMS and picture text app for iPhone.