Selamat Datang di Blog Edukasi Suparmin, SMA Negeri 1 Pallangga, Gowa, Sulawesi Selatan

Minggu, 06 Januari 2013

Tanda Baca


1.     Tanda Titik
a.     Tanda titik diapaki pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Contoh :  Saya adalah seorang guru SMA.
               Kami datang ketika dia sedang tidur.
b.    Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka jam dan menit yang menyatakan waktu sedang berlangsung.
Contoh :  Sekarang pukul 15.00 Wita..
               Kita akan berangkat tepat pukul 09.00 Wita.
c.     Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan jangka waktu.
Contoh :   Pelari itu hanya menggunakan waktu 02.13.54 detik.
                0.0.30 (30 detik)
d.    Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
Contoh : 1. Daftar Tabel
1.1   Tabel Angka Pengangguran
1.2   Tabel Angka Pengangguran Terbuka
1.2.1       Pengangguran Usia 17-20 tahun
1.2.2       Pengangguran Usia 21-30 tahun


Catatan:
Tanda titik tidak dipakai di belakang anga atau huruf dalam suatu bagan atau ikhtisar jika angka atau huruf itu merupakan yang terakhir dalam deretan angka atau huruf.
e.     Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
Contoh : Trianto, Agus. 2007. Bahasa Indonesia. Jakarta: Esis.
f.     Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Contoh :  Kabupaten Gowa berpenduduk 100.000 orang..
               Kecelakaan tersebut menewaskan 1.230 orang.
Tanda titik tidak digunakan untuk memisahkan bilangan ribuan dan kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.
Contoh :  Saya lahir pada tahun 1984.
               Nomor teleponnya adalah 887987.
   Coba buka halaman 1127.
g.    Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
Contoh :  Intisari Bahasa dan Sastra Indonesia (tanpa titik)
               Kamus Besar Bahasa Indonesia (tanpa titik)
               Banyak Jalan Menuju Roma (tanpa titik)
h.     Tanda titik tidak dipakai di belakang,
(1)   alamat pengirim dan tanggal surat;
Contoh :  Pengirim
              Suparmin, S.Pd.
              Jalan Syekh Yusuf V/9c
   Kecamatan Somba Opu, Kabupaten  Gowa  (tanpa titik)
               Makassar, 1 Januari 2009 (tanpa titik)
               Kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (tanpa titik)
               Jalan Sutomo (tanpa titik)
               Jakarta (tanpa titik)
                 
(2)   nama dan alamat penerima surat.
Contoh : Yth. Hasdinar, S.Pd.
               Jalan Muhajirin II/09, Makassar (tanpa titik)
2.     Tanda Koma
a.     Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Contoh : Saya mempunyai kamera, komputer, dan televisi
              Satu, dua,….tiga…
                                         Kertas, lem, dan berbagai macam ATK dijual olehnya.
                        Catatan:
                        Perincian yang menggunakan tanda baca koma minimal tiga bagian. Jika perinciannya hanya dua, tanda baca koma tidak digunakan, melainkan langsung diantarai dengan kata penghubung.
b.    Tanda koma digunakan untuk memisahkan kalimat setara yang menggunakan kata penghubung tetapi dan melainkan.
Contoh : Saya ingin pergi, tetapi hari hujan.
Saya tidak mencurinya, melainkan temannya sendiri yang   mengambilnya.
c.     Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, dan akan tetapi.
Contoh : ....Oleh karena itu, kita harus memperhatikannya.
               ....Jadi, hal itulah yang dapat saya lakukan.
               ....Lagi pula, saya kedatangan tamu pada hari Ahad.
              ....Meskipun begitu, saya tetap mendukungnya.
              ....Akan tetapi, dia tetap datang.
d.    Tanda koma dipakai untuk memisahkan antara anak kalimat dan induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
Contoh : Jika saya lulus, saya akan mentraktir teman-temanku.
              Karena hari hujan, ia tidak datang ke pesta.
Akan tetapi, jika induk kalimat mendahului anak kalimat maka tanda koma tidak digunakan.
Contoh : Saya akan mentraktir teman-temanku jika saya lulus.
e.     Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti oh, ya, wah, aduh, amboi, aduhai, kasihan, dari kata lain yang terdapat dalam kalimat.
Contoh :  Oh, begitu?
               Ya, pergilah.
               Aduh, sakit sekali lukaku.
               Amboi, indahnya Pantai Losari.
f.     Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Contoh : Armin berkata, “Engkau cantik sekali.”
             “Engkau cantik sekali,” kata Armin.
g.    Tanda koma dipakai diantara (1) nama dan alamat, (2) bagian-bagian alamat, (3) tempat dan tanggal, dan (5) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Contoh : Surat untuk Fajri, Jalan Bontonompo 30, Gowa, Sulsel, Indonesia
              Makassar, 14 Februari 2009
              Tuhoi, Desa Tabbingjai, Kec. Tombolo Pao, Kab. Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan
h.     Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
Contoh : Armin, Suparmin. 2009. Tentor Kreatif. Makassar: PT Makmur Ilmu.
i.      Tanda koma dipakai diantara bagian-bagian dalam catatan kaki.
Contoh :  Suparmin, Pengajar Bahasa Kreatif (Makassar: PT Makmur Ilmu), hlm. 34.
j.      Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakan dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Contoh :  Suparmin, S.Pd.
               Prof. Dr. Anshari, M.Hum.
               Drs. H. Andi Wardihan P., M.Pd.
k.     Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Contoh :   13,5 m
                107,33 mm
                 Rp 1.099,200
l.      Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
Contoh :   Ibu saya, Hawijah, telah pensiuan sejak bulan Januari 2009.
Seluruh siswa, baik laki-laki maupun perempuan, diharapkan datang untuk mengikuti pelatihan seni tari.
m.   Tanda koma dapat dipakai—untuk menghindari salah baca—di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh : Atas kedatangan Arman, Firman mengucapkan  terima kasih.  
n.     Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.
Contoh :  Berapa uangmu?” tanya Jaya kepada istrinya.
               “Pergilah sekarang!” perintah Norma.
3.     Tanda Tanya
a.     Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Contoh : Kapan kamu akan menikah?
              Apakah dia kekasihmu?
b.    Tanda Tanya dipakai dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh : Wawan memiliki kekayaan hingga miliaran rupiah (?).
               Dia lahir tahun 1950 (?)
4.     Tanda Seru
a.     Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, dan rasa emosi yang kuat.
Contoh : Tinggalkan kampung ini sekarang juga!
             Tolong!

b.    Tanda seru dipakai untuk mengikuti kata seperti O, yah, wah, aduh.
Contoh : Oh!
              Wah!
5.     Tanda Titik Koma
a.     Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Contoh :  Ayah sedang menonton; ibu tertidur di kamar.
               Hari semakin petang; dia belum datang juga.
b.    Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk.
Contoh :  Adik bermain bola; kakak menyiram bunga.      
Ayah sedang menonton; kakak mengajari adik di ruang tamu; saya sendiri sibuk membersihkan motorku.
6.     Tanda Titik Dua
a.     Tanda titik dua dipakai pada akhir pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian.
Contoh :   Tolong ambilkan alat tulis berupa: buku gambar, pensil, dan penggaris.
                Bagian-bagian imbuhan terdiri atas:
-       awalan
-       akhiran
-       imbuhan gabung
-       sisipan
Catatan:
Titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Contoh: Saya akan membeli buku, pensil, dan mistar.
             Indonesia terdiri atas beberapa pulau.
b.    Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Contoh :  Penaggung jawab       : Suparmin
               Ketua Panitia              : Nurul Fajri
               Sekretaris                   : M. Sijaya
c.     Tanda titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Contoh : Ibu                  : (membuka pintu) Dari mana nak?
 Anak                : Dari rumah teman, Bu!
d.    Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan ayat dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan, serta (iv) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karanga.
Contoh :   Surat Yunus: 23
                Islam dan Negara: Sebuah Studi Realitas.
                Armin.2010.Bahasa. Makassar: Alam Indah.
7.     Tanda Hubung
a.     Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Contoh : Anak itu bermain-main di sungai yang dangkal.
             Mereka bermain kucing-kucingan.
b.    Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
Contoh : a-k-a-s-i-a
              b-e-n-d-a-h-a-r-a
             10-11-1984
c.     Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris. Akhiran –i tidak dipenggal untuk menghindari adanya satu huruf saja pada pangkal baris.
Benar
Salah
1.     Saya akan berma-
lam di rumahmu.
2.     Besok dia akan per-
     gi ke luar negeri. 
1. karena dia dikejar anjing,  dia lar-
    i terbirit-birit.
2.Kemarin Arfan menangis karen-
   a ibunya tidak memberikan uang.

d.    Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris. Namun demikian, suku kata yang berupa satu vokal tidak ditempatkan pada ujung baris atau pangkal baris.
Contoh :  Jangan engkau  menjadi-
               kan hal itu sebagai suatu yang biasa.
               Karena ayahnya marah, dia memukul-
               i anaknya sampai babak belur. (salah)
e.     Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas (1) hubungan bagian kata atau ungkapan dan (2) penghilangan bagian kelompok kata.
Contoh : ber-evolusi
             dua puluh-tiga perempat
             kesetiakawanan-masyarakat
f.     Tanda hubung digunakan untuk merangkaikan (1) menyambungkan imbuhan se- dengan kata yang dimulai dengan huruf kapital, (2) ke- dengan angka, (3) angka dengan –an, (4) singkatan huruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (5) nama jabatan rangkap.
Contoh :  se-Makassar                          ber-Tuhan
               SIM-nya                                 KTP-nya
               ke-12                                     ber-5
               hari-H                                    sinar-X
               Menteri-Sekretaris Negara
g.    Tanda hubung digunakan untuk merangkaikan imbuhan dengan kata asing.
Contoh : di-smash
               pen-tackle-an
               mem-back up
              di-reshuffle
8.     Tanda Pisah
a.     Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat.
Contoh:Diantara manfaatnya—kekurangannya dibicarakan pada bagian lain—adalah dapat menjadikan kulit tetap awet muda.   
b.    Tanda pisah menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
Contoh : Hal yang telah dilakukannya—membangun jembatan, memasang papan jalan, dan membersihkan saluran air—sangat membantu masyarakat Desa Tabbingjai. 
c.     Dipakai di antara dua bilangan, tanggal,  atau nama kota dengan arti ‘sampai’ atau ‘sampai ke’.
Contoh : tahun anggaran 2008—2009
             Jalan poros Makassar—Sinjai banyak berlubang.
9.     Tanda Elips
a.     Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yan terputus-putus.
Contoh : Kalau memang seperti itu yang engkau inginkan…ya, tak apalah.
              Oh…begitu!
b.    Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan.
Contoh : Negara kita telah mengalami…yang berat.
             Jika saya lulus,…saya akan melakukan syukuran.
c.     Jika bagian kata yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai empat titik; tiga buah titik untuk menandai penghilangan teks dan satu lagi untuk menandai akhir kalimat.
Contoh : Kita harus memiliki bagian….
10.  Tanda Kurung
a.     Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Contoh : SIM (Surat Izin Mengemudi) miliknya disita.
              Apakah STTB (Surat Tanda Tamat Belajar) kami telah selesai dilegalkan?
b.    Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.
Contoh : Bupati merekomendasikan camat (Aslam, S.Sos) untuk menghadiri rapat rencana swasembada pangan.
c.     Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang merinci satu urutan keterangan.
Contoh: Hal yang harus diperhatikan menyangkut masalah (a) keamanan, (b)  keadilan, dan (c) kejujuran.
d.    Tanda kurung mengapit angka atau kata yang kehadirannya dalam teks dapat dihilangkan.
Contoh : Ayahku (pergi) ke luar negeri.
11.  Tanda Kurung Siku
a.     Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda ini menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.
Contoh : Masyarakat men[d]engarkan kampanye caleg.
b.    Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
Contoh : Keuntungan (kerugiannya dibicarakan dalam bab II [lihat halaman 10-12] sangat banyak.
12.  Tanda Petik Tunggal
a.     Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun dalam petikan lain.
Contoh : Tanya Busra, “Apakah kamu tidak mendengar bunyi ‘desahan’ tersebut?
                 “Ketika anak itu tenggelam, kata yang terakhir dia keluarkan ‘tolong…tolong’ berkali-kali,” ucap Mimpu dengan yakin.
b.    Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing.
Contoh : acceleration ‘percepatan’
             Try out ‘uji coba’
13.  Tanda Petik Ganda
a.     Tanda petik ganda mengapit petikan langsung yang berasal dari ucapan langsung dan naskah atau bahan tertulis lain.
Contoh :   Kata Ashar, “Ayah, saya sudah besar.”
                Pasal 1 berbunyi, “Indonesia adalah Negara berbentuk republik.”
b.    Tanda petik ganda mengapit judul syair karangan atau bab buku  yang dipakai dalam kalimat.
Contoh :   Carilah puisi  “Mengisap Sebatang Lisong” di koran Kompas terbitan hari ini.
                Sajak “Cinta” karya Armin terdapat pada halaman 5.
c.     Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
Contoh: Kata Amal, ”Mereka harus diwaspadai.”
d.    Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Contoh :  Karena badannya seperti itu, temannya memanggilnya “si Gendut”.
                 “Ember” dia diberikan kepercayaan.
14.  Garis Miring
a.     Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penanda masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwin.
Contoh :  No. 10/PP/SIT/III/2009
               Jalan Syekh Yusuf 3/9 Sungguminasa
               tahun pelajaran 2008/2009
b.    Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap.
Contoh :  Kita ke Bali lewat darat/laut. (atau)
               Langsat itu berharga  Rp2.000,-/kilo. (tiap)
15.  Tanda Baca Penyingkat atau Apostrof
Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Contoh : ‘kan (akan)
               ‘84 (1984)
               ‘lah (telah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Try Relay: the free SMS and picture text app for iPhone.