Selamat Datang di Blog Edukasi Suparmin, SMA Negeri 1 Pallangga, Gowa, Sulawesi Selatan

Selasa, 29 Januari 2013

Bentuk, Jenis, dan Makna Kata




Text Box: A.	Bentuk Kata
 


1.     Kata dan Istilah
Pembedaan adanya makna kata dan makna istilah berdasarkan ketepatan makna kata itu dalam penggunaannya secara umum dan secara khusus. Kata adalah satuan terkecil yang dapat berdiri sendiri dan bermakna.
Istilah adalah kata atau kelompok kata yang pemakainnya terbatas pada bidang tertentu. Berbeda dengan kata yang maknanya masih bersifat umum, makna istilah memiliki makna yang tetap dan pasti. Ketetapan dan kepastian kata tersebut karena kata atau kelompok kata tersebut hanya digunakan secara terbatas pada bidang tertentu. Jadi, tanpa konteks kalimatnya pun makna istilah itu sudah pasti.
 Contoh :       tahanan                       (dalam bidang hukum)
                                      akomodasi                  (dalam bidang pariwisata)
                                      seksologi                     (dalam bidang reproduksi)
                                      fonem                         (dalam bidang kebahasaan)
                                     dramaturgi                  (dalam bidang kesusastraan)      
                                     aerobika                      (istilah dalam bidang olahraga)
2.     Kata Acuan dan Kata Populer
Kata acuan adalah kata yang biasanya dipakai untuk suatu pengkajian atau kepentingan keilmuan tertentu. Kata ini juga sering disebut kata kajian. Kata populer adalah adalah kata yang dipakai oleh seluruh lapisan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
      Kata acuan hanya digunakan dan dimengerti oleh orang-orang tertentu, sedangkan kata popular diketahui, dipakai, dan dimengerti oleh seluruh lapisan masyarakat.
3.     Kata Baku dan Tidak Baku
Kata baku atau sering dikatakan bahasa baku adalah bahasa yang sesuai dengan Ejaan yang dibakukan. Sesuai dengan kaidah dan syarat penggunaan bahasa yang baik dan benar. Kaidah standar tersebut adalah,
    1. kamus umum bahasa Indonesia
    2. tata bahasa baku
    3. Ejaan yang disempurnakan (EYD)
Kata tidak baku atau bahasa tidak baku adalah ragam bahasa yang cara pengucapan atau pelafalannya tidak berdasar pada kaidah standar yang telah disepakati.
Bahasa baku memiliki ciri-ciri:
a.     Tidak dipengaruhi bahasa daerah
             Baku                                       Tidak Baku
 saya                                        beta, sayah
 ayah                                        nyokap
 sini                                          sinimako
b.    Tidak dipengaruhi bahasa asing
             Baku                                       Tidak Baku
rumah tempat                            rumah dimana
banyak anak                              banyak anak-anak
dipersilakan                               dipersilahkan
adidaya                                                adi daya
c.     Bukan merupakan ragam bahasa percakapan sehari-hari.
             Baku                                       Tidak Baku
dengan                                     sama
mengapa                                  kenapa
beri                                           kasi
                  tidak                                         nggak

d.    Pemakian sesuai dengn konteks kalimat
             Baku                                       Tidak Baku
suka akan                                  suka dengan
terdiri atas                                 terdiri  dari
disebabkan oleh                        disebabkan karena
e.     Tidak terkontaminasi, tidak rancu
             Baku                                       Tidak Baku
berkali-kali                                 berulang kali
mengajar siswa                         mengajar bahasa
meninggikan                              mempertinggikan
f.     Pemakaian imbuhan secara eksplisit
             Baku                                       Tidak Baku
Ia bekerja keras                         ia kerja keras
Ia menulis surat                         ia tulis surat
g.    Tidak mengandung arti pleonasme
             Baku                                       Tidak Baku
hadirin                                      para hadirin sekalian
pada zaman dahulu                   pada zaman dahulu kala
naik                                          naik ke atas
h.     Tidak mengandung hiperkorek
             Baku                                       Tidak Baku
sah                                           syah
syukur                                       sukur
teknik                                        tekhnik
4.     Kata Serapan
Kata serapan adalah kata-kata yang telah resmi menjadi bahasa Indonesia yang merupakan kata atau bahasa yang diserap dari berbagai bahasa, baik dari Negara tertentu atau dari daerah tertentu. Kata-kata tersebut ada yang diambil secara langsung dan ada pula yang melalui tahap penyelesaian.
Adapun asal penyerapan bahasa, yaitu:
Dari bahasa Belanda 3.280 kata, dari bahasa Inggris 1.610 kata, dari bahasa Arab 1.495 kata, dari bahasa Sanskerta-Jawa Kuno 677 kata, dari bahasa Cina 290 kata, dari bahasa  Portugis 131 kata, dari bahasa Tamil 83 kata, dari bahasa  Parsi 63 kata, dan dari bahasa Hindi sebanyak 7 kata.
Penyerapan bahasa tersebut melalui empat cara, yaitu:
    1. Cara adopsi.
Adopsi ini dilakukan apabila bahasa yang berasal dari bahasa lain langsung diambil secara keseluruhan ke dalam bahasa Indonesia.
Contoh: mall, plaza, hotdog, dll.
    1. Cara adaptasi
Adaptasi dilakukan dengan mengambil makna bahasa lain, sementara ejaannya disesuaikan dengan bahasa Indonesia asli.
Contoh: transportasi (transportation), export (ekspor), maximal (maksimal)
    1. Cara penerjemahan
Cara ini dilakukan dengan mengambil sebuah kata dari bahasa asing kemudian dicari padanannya atau terjemahannya dalam bahasa Indonesia.
Contoh: uji coba (try out), percepatan (acceleration), tumpang tindih (over lap)
    1. Cara kreasi
Cara ini dilakukan dengan mengambil konsep dasar yang ada pada sumbernya. Setelah itu, kata tersebut dicari padanannya dalam bahasa Indonesia. Bagian ini sekilas mirip dengan penerjemahan, hanya saja cara ini tidak menuntut bentuk fisik yang mirip dengan penerjemahan. Mungkin saja dalam bahasa aslinya kata tersebut terdiri atas dua kata, tetapi dalam bahasa Indonesia hanya satu kata.
Contoh: effective menjadi berhasil guna, shuttle menjadi ulang alik.



Text Box: B.	Jenis Kata
 


1.     Kata Benda
Kata benda (nomina) adalah kata yang menyatakan benda atau sesuatu yang dibendakan. Misalnya mengacu benda, manusia, konsep, atau pengertian.
a. Ciri-ciri kata benda:
·      Umumnya menduduki fungsi subjek, objek, dan pelengkap.
Contoh : Ibunya sedang arisan.
                   Amin menjual merpati.
·      Dapat didahului kata ingkar bukan, si, sang.
    Contoh : Bukan rumah, si Dukun, sang Dewa.
·      Tidak dapat didahului oleh kata ingkar tidak
    Contoh : tidak sekolah (salah)
·      Dapat diikuti kata sifat, baik secara langsung maupun harus diikuti perantara kata yang.
b. Sifat-sifat kata benda:
v  Kata benda yang berwujud (konkret) yaitu kata benda yang menyatakan benda yang berwujud atau dikenal oleh pancaindera (diraba, dilihat, didengar, dirasa).
Contoh : meja, mobil, sepatu, sepeda, dll.
v  Kata benda tak berwujud (abstrak), yaitu kata benda yang menyatakan sesuatu yang hanya dikenal melalui pikiran.
Contoh : pengetahuan, Tuhan, lamunan, bayangan, dll.
c. Dari segi bentuknya, kata benda dapat dibedakan menjadi:
v  Kata benda dasar, yaitu kata benda yang berupa morfem dasar bebas.
      Contoh : Udara, batu, radio, kertas, komputer,  dll.
v  Kata benda turunan, yaitu yaitu kata benda yang terbentuk dari proses morfologis.
      Contoh : Ketatabahasaan, pengambilalihan, rumah-rumah, keuangan, tetamu, kesatuan, ketinggian, dll.
d. Subkategorisasi kata benda dilakukan dengan membedakan:
v  Kata benda bernyawa dan tak bernyawa
Contoh KB bernyawa : bapak, adik, Suparmin, nona, tuan.
Contoh KB tak bernyawa dibagi menjadi:
-       Nama lembaga: DPR, MPR, DPRD
-       Nama geografis: Makassar, selatan, hulu
-       Waktu: senin, besok, Januari, pukul 09
-       Nama bahasa: bahasa Indonesia, bahasa Sawitto
-       Ukuran dan takaran: kilometer, lusin, kodi
-       Tiruan bunyi: kokok, dengung, aum,cak-cak
v  Kata benda terbilang dan tak terbilang
Nomina terbilang ialah nomina yang dapat dihitung dan dapat didampingi oleh numeralia seperti kantor, kampung, kandang, rumah.
Nomina tak terbilang ialah nomina yang tidak dapat didampingi oleh numeralia seperti udara, kemanusiaan, kebersihan.
v  Kata benda kolektif dan bukan kolektif
Nomina kolektif mempunyai ciri dapat disubsitusikan dengan mereka atau dapat diperinci atas anggota atau atas bagian-bagian. Nomina kolektif terdiri atas nomina dasar dan nomina turunan.
Contoh: tentara, satpam, wangi-wangian, minuman, pepohonan.
Nomina yang tidak diperinci atas bagiannya termasuk nomina yang bukan kolektif.
2.     Kata Kerja
Kata kerja adalah kata yang menyatakan pekerjaan, perbuatan, tindakan, proses, atau keadaan.
Ciri-ciri kata kerja adalah:
·         Dalam kalimat, umumnya menempati fungsi predikat.
Contoh:  Orang tua itu  menyapu setiap pagi.
              Hasdinar menyanyi.
·         Mengandung makna perbuatan, proses, atau keadaan.
Contoh: beruang, memasak, mengukur
·         Tidak dapat didahului kata paling.
Contoh: paling makan, paling pergi (salah)
·         Dapat didahului oleh kata keterangan akan, sedang, dan sudah.
Contoh:akan tidur, sedang belajar, sudah salat
·         Dapat didahului kata tidak.
Contoh: Tidak pergi, tidak bermain
·         Dapat dipakai dalam kalimat perintah, khususnya yang menyatakan perbuatan.
Contoh: Ambilkan bulan bu!
             Tinggalkan saya sekarang juga.
Jenis-jenis kata kerja
v  Kata kerja aktif, yaitu kata kerja yang menyatakan perbuatan dilakukan oleh subjek dan biasanya berawalan me- atau ber-.
Contoh : Alam bermain bola di lapangan.
              Aslan membaca buku di kamarnya.
v  Kata kerja pasif, yaitu kata kerja yang subjeknya menderita atau dikenai pekerjaan. Biasanya dilengkapi oleh awalan di- atau ter-.
Contoh :  Ayam  dimakan kucing.
               Kucing itu tertabrak mobil.
v  Kata  kerja transitif, yaitu kata kerja yang memerlukan objek dan biasanya berawalan me-.
Contoh :  Iwan membeli jeruk di pasar.
               Hesti menulis surat untuk sahabatnya.
v  Kata kerja intransitif, yaitu kata kerja yang tidak diikuti oleh objek.
Contoh :  Zakkir melarikan diri.
               Anak-anak itu bermain dengan ceria.
v  Kata kerja aus, yaitu kata kerja yang tidak memiliki imbuhan.
Contoh :  Dia tidur.
               Busra belum mandi.
v  Kata kerja finitiv, yaitu kata kerja yang menyatakan perbuatan dan berperan sebagai predikat kalimat.
Contoh :  Bermain itu kebiasaan anak-anak.
               Mendengkur itu tidak baik.
v  Kata kerja refleksif, yaitu kata kerja yang mengenai (berakibat) kepada pelakunya sendiri.
Contoh : Arman bermotor baru.
             Jaya memotong kukunya.
v  Kata kerja resiprok, yaitu kata kerja yang menyatakan saling atau berbalas-balasan.
Contoh : Anjing itu buru-memburu.
             Mereka bersalaman.
v  Kata kerja kopulatif, yaitu kata kerja yang letaknya berurutan dalam kalimat.
Contoh : Ibu pergi berbelanja di pasar.
             Armin beranjak tidur sebelum pukul delapan.
3.     Kata Sifat
Kata sifat (ajektiva) adalah kata yang digunakan untuk menyatakan sifat, ciri atau keadaan orang, benda, atau binatang.
Ciri-ciri kata sifat sebagai berikut.
·         Dapat diberi keterangan pembanding, seperti lebih, paling, dan kurang.
Contoh: lebih cantik, paling besar, kurang manis
·         Dapat diberi keterangan penguat, seperti sangat, terlalu, amat, benar, sekali.
Contoh: sangat besar, terlalu gagah, amat tampan, pintar benar,    cerdas sekali
·         Dapat didahului dengan kata ingkar tidak.
Contoh: tidak subur, tidak mahal, tidak hidup
·         Dapat diulang dengan disertai imbuhan se-nya.
Contoh: sepintar-pintarnya, semahal-mahalnya.
·         Umumnya berfungsi sebagai keterangan bagi kata benda ketika digunakan dalam kalimat.
Contoh: baju mahal, buku baru, sepatu tua, payung murah
Jenis-jenis kata sifat
v  Kata sifat berbentuk kata dasar.
Contoh : manis, gagah, cantik, panas, pendek, dll.
v  Kata sifat berbentuk kata majemuk.
Contoh : gagah berani, keras kepala, sakit hati, panjang tangan, merah delima, dll.
v  Kata sifat berbentuk kata ulang.
Contoh : gilang-gemilang, compang-camping
v  Kata sifat berbentuk kata berimbuhan.
Contoh : berduri, ternama, membaja, mengalun, jutawan
4.     Kata Ganti
Kata ganti (pronominal) adalah kata yang menggantikan kata benda atau kata yang dibendakan. Menurut fungsinya, kata ganti dibedakan sebagai berikut.
a.     Kata ganti orang, adalah kata ganti yang mengacu pada orang.
Persona
Makna
Tunggal
Jamak
Pertama
Saya, aku, ku-, -ku
Kami, kita
Kedua
Anda, engkau, kamu, dikau, -mu
Kalian, Anda sekalian
ketiga
Ia, dia, beliau
Mereka







b.            Kata penunjuk, yang meliputi:
·         Penunjuk umum, contoh : ini, itu, anu
·         Penunjuk tempat, contoh : di sana, situ, sini
·         Penunjuk ikhwal, contoh : begini, begitu
c.     Kata penanya adalah kata ganti yang digunakan untuk menandai suatu pertanyaan.
Berikut bagian-bagian kata tanya.
·         Apa (menanyakan benda, barang, binatang)
·         Kapan (menanyakan waktu)
·         Siapa (menanyakan orang)
·         Di mana (menanyakan tempat)
·         Mengapa (menanyakan alasan)
·         Bagaimana (menanyakan proses/keadaan)
·         Berapa (menanyakan jumlah)
5.     Kata Penghubung (konjungsi)
Kata penghubung (konjungsi) adalah kata tugas antarkata, antarklausa, antarkalimat atau antarparagraf.

Ciri-ciri konjungsi:
a.     Berperan sebagai penyambung antara kata dengan kata yang sama jabatannya dalam kalimat.
b.    Berperan sebagai penyambung dalam kalimat atau anak kalimat dengan induk kalimat.
Berdasarkan fungsinya, kata penghubung digolongkan atas:
a.     Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua kata atau klausa yang memiliki hubungan yang setara. Artinya diantara dua klausa tersebut tidak saling menjelaskan.
Contoh :  Saya dan ayahku ke Makassar.
               Anda tinggal di rumah ini atau ikut denganku.
               Saya tidak mencintainya, tetapi suka akan sifatnya.
b.     Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang memiliki hubungan bertingkat. Penggunaan konjungsi subordinatif menghasilkan kalimat majemuk bertingkat.
Contoh :   Sesudah saya makan, dia belum datang juga.
                Saya akan mentraktirmu jika nilai ujianmu bagus.
                Dia bekerja siang dan malam demi adiknya yang sedang    sakit.
c.     Konjungsi korelatif adalah konjungsi yang menghubungkan antara dua klausa atau kalimat yang memiliki derajat yang sama. Artinya, konjungi ini selalu hadir bersamaan dalam kalimat. Kalimat korelatif pada umumnya adalah kalimat majemuk.
Contoh :  tidak hanya…..tetapi juga
                bukan….melainkan
                jika…..maka
                jangankan…pun
                apakah….atau
                semakin ….semakin
Berdasarkan maknanya, kata sambung/penghubung dapat dibedakan menjadi beberapa macam.
d.    Kata penghubung yang menyatakan gabungan. Biasanya menggunakan kata.
dan                              apalagi                         tambahan pula
dengan                         malahan                        kemudian
atau                              lalu                               lagi pula
e.    Kata penghubung yang menyatakan waktu. Biasanya menggunakan kata.
waktu                            ketika                            demi
manalagi                       selagi                           bilamana
tengah                          tatkala                           apalagi
sedang                         sementara                     saat
f.     Kata penghubung yang menyatakan maksud/tujuan. Biasanya menggunakan kata.
agar                              untuk                            supaya
biar                               agar supaya
g.    Kata penghubung yang menyatakan perlawanan. Biasanya menggunakan kata.
tapi                               tetapi                            hanya saja
akan tetapi                    melainkan                      lain lagi
h.    Kata penghubung yang menyatakan sebab akibat. Biasanya menggunakan kata.
sampai                         sehingga                       sebab
karena                           hingga                          maka
i.      Kata penghubung yang menyatakan syarat dan pengandaian. Biasanya menggunakan kata.
jika                                          seandainya                   kalau
asal                             andaikata                      andaikan
jikalau                          misalkan                       apabila
umpama                                 
j.      Kata penghubung yang menyatakan syarat yang tak dipedulikan atau pernyataan mengalah. Biasanya menggunakan kata:
meskipun                      biar                               walaupun
walau                            biarpun                         walau sekalipun


6.     Kata Bilangan
Kata bilangan (numeralia) adalah kata yang dipakai untuk menghitung banyaknya wujud dan konsep.
Berdasarkan bentuknya, kata bilangan terdiri atas:
    1. Bilangan pokok
Contoh : nol, satu, dua, tiga, empat, lima
    1. Bilangan tingkat
Contoh : pertama, kedua, kesepuluh, keduabelas
    1. Bilangan tak tentu/banyak
Contoh : beberapa, banyak
7.     Kata Depan
Kata depan (preposisi) adalah kata tugas yang berfungsi sebagai unsur pembentuk frase preposisional. Penulisannya harus terpisah dengan kata yang mengikutinya.
Contoh : bagi, di, ke, dari, untuk, buat, guna, oleh, tentang, yang, pada, sejak, sekeliling, sekitar, bagaikan, menurut, sampai dengan, oleh sebab, selain itu, mengenai, terhadap, selama, menuju, menjelang, akan, beserta, bersama.
8.     Kata Seru
    1. Pengertian
Kata seru (interjeksi) adalah kata tugas yang menyatakan hati/perasaan manusia. Terkadang kata seru tersebut keluar secara spontan ketika ada peristiwa yang terjadi.
Contoh :  Wah, indahnya pemandangan ini.
                     Amboi, sungguh menakjubkan.
               Ih, sangat menjijikkan.
               Aduh, sakit sekali lukaku.
               Astaga, betapa mengejutkannya.
    1. Jenis Interjeksi
-       Interjeksi seruan atau panggilan minta perhatian: ahoi, ayo, eh, hai, halo, sst, wahai.
-       Interjeksi keheranan atau kekaguman: aduhai, ai, amboi, astaga, hm, wah, yahud.
-       Interjeksi kesakitan: aduh
-       Interjeksi kesedihan: aduh, ah.
-       Interjeksi kekecewaan dan sesal: bangsat, busyet, brengsek, ah, wah.
-       Interjeksi kekagetan: lho, masya Allah, astaga.
-       Interjeksi kelegaan: nah, syukur, Alhamdulillah
-       Interjeksi kejijikan: ih, cih, bah, bah, idih.
9.     Kata Keterangan
Kata keterangan (adverbia) adalah kata yang memberi keterangan atau penjelasan pada kata lainnya. Keterangan sebagai kata berbeda dengan keterangan sebagai keterangan dalam kalimat. Jenis-jenis kata keterangan, yaitu:
v  Kata keterangan waktu, yaitu kata keterangan yang menentukan saat berlangsungnya suatu kejadian atau peristiwa.
Contoh : Dia sedang bermain.
  Saya datang tepat waktu.
  Hal  itu tidak perlu diperhatikan.
  Saya datang ketika dia pergi.
  Dia tidak menghadiri rapat  kemarin.
v  Kata keterangan tempat, yaitu kata keterangan yang menyatakan peristiwa itu terjadi pada suatu tempat tertentu.
Contoh : sini, situ, ke mana, dari mana, ke pasar, di rumah, dll.
v  Kata keterangan keadaan, yaitu kata yang menerangkan suatu keadaan terjadinya peristiwa.
Contoh : mahal, janggal, sukar, berlemak, sibuk, buruk, dll.
v  Kata keterangan sebab, yaitu kata yang menerangkan sebab-sebab terjadinya suatu peristiwa.
Contoh : sebab, apabila, oleh karena itu, jika, oleh sebab itu, dll.
v  Kata keterangan kuantitatif, yaitu kata yang menerangkan tingkat seringnya peristiwa itu terjadi.
Contoh : kurang lebih, kira-kira, hampir, sering, kerap kali
v  Kata keterangan kesungguhan, yaitu kata yang menerangkan bahwa suatu peristiwa itu benar-benar terjadi.
Contoh : sungguh, betul, benar, rupanya, pasti, dll.
v  Kata keterangan penekanan, yaitu kata yang menekankan pada suatu peristiwa.
Contoh : Ia datang juga

1 komentar:


Try Relay: the free SMS and picture text app for iPhone.