Selamat Datang di Blog Edukasi Suparmin, SMA Negeri 1 Pallangga, Gowa, Sulawesi Selatan

Jumat, 25 Oktober 2013

Jenis-Jenis Majas


Secara garis besar majas terbagi atas empat, yaitu majas perbandingan, pertentangan, pertautan, penegasan/perulangan.
    1. Majas Perbandingan
Majas perbandingan adalah gaya bahasa yang menggunakan perbandingan benda, sifat atau keadaan. Majas perbandingan terdiri atas:
1.  Metafora adalah majas perbandingan yang diungkapkan secara langsung, singkat, dan padat.
Contoh: Dewi malam tidak menampakkan cahayanya. (bulan)
                  Raja rimba mengamuk ketika orang itu datang. (singa)
                  Jinak-jinak merpati
2.  Personifikasi adalah majas yang membandingkan benda mati seolah-olah memiliki sifat seperti manusia.
Contoh: Pulpen itu menari di atas kertas.
    Daun pisang berjoget ketika udara menghembusnya.
                   Angin berbisik membelai rambutku.
2.     Asosiasi (simile) adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi dianggap sebagai suatu yang sama. Majas ini ditandai dengan penggunaan kata bagai, bagaikan, seumpama, seperti.
Contoh: Semangatnya keras bagai baja.
                   Larinya kencang seperti kucing mengejar tikus.
                   Berdiri tegak membisu bagai patung.
3.     Alegori adalah majas perbandingan yang memperlihatkan suatu perbandingan utuh, perbandingan itu membentuk kesatuan yang menyeluruh.
Contoh : Hidup dibandingkan dengan perahu yang   sedang berlayar.
          Suami = nahkoda
          Istri     = juru mudi
4.     Simbolik adalah majas perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan memperbandingkan benda-benda lain sebagai simbol atau perlambang.
Contoh : Dia adalah melati dalam hidupku (melati adalah lambang kesucian).
5.     Tropen adalah majas perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan membandingkan suatu pekerjaan atau perbuatan dengan kata-kata lain yang mengandung pengertian yang sejalan dan sejajar.
      Contoh:    Seharian dia berkubur dalam kamarnya.
                Setiap malam dia berada di tempat ini untuk menjual  suaranya.
               Keterlaluan, demi harta sampai ia rela menjual iman.
6.     Metonimia adalah majas perbandingan yang menggunakan merek dagang atau nama barang untuk melukiskan sesuatu yang dipergunakan atau dikerjakan sehingga kata itu berasosiasi dengan benda keseluruhan.
Contoh : Kemarin ayahku ke Jakarta naik Adam Air.
7.     Litotes (Hiperbola negatif) adalah majas perbandingan yang melukiskan keadaan yang berlawanan dengan situasi yang sebenarnya. Majas ini juga disebut majas merendahkan diri.
Contoh : Perjuangan kami hanyalah setitik air di samudera luas.
8.     Sinekdoke dapat dibedakan atas:
·         Pars prototo adalah majas yang menuliskan sebagian, padahal yang dimaksud adalah keseluruhan.
Contoh: Sudah lima hari batang hidungnya tidak pernah kelihatan.
              Suar memiliki enam ekor kambing.
·         Totem proparte adalah majas yang menuliskan keseluruhan, padahal yang dimaksud adalah sebagian.
Contoh: Indonesia memenangkan piala Thomas 2009.
                   Kaum wanita memperingati hari Kartini.
9.     Eufimisme (ungkapan pelembut) adalah majas perbandingan yang melukiskan suatu benda dengan kata-kata yang lembut untuk menggantikan kata-kata lain untuk kesopanan.
      Contoh:  Pramuwisma bukanlah pekerjaan hina. (penghalusan dari kata pembantu)
                    Dia itu seorang tunasusila. (penghalsan dari  pelacur)
10.  Hiperbola adalah majas perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan mengganti peristiwa atau tindakan sesungguhnya dengan kata-kata yang lebih hebat pengertiannya. Terkadang juga disebut majas yang menyatakan suatu hal secara berlebih-lebihan.
      Contoh: Risal membanting tulang untuk membiayai  adiknya.
                  Tendangannya menggapi ujung dunia.
11.   Alusio adalah majas perbandingan dengan mempergunakan ungkapan, peribahasa, atau kata-kata yang artinya diketahui oleh umum.
      Contoh : Ah, dia itu tong kosong nyaring bunyinya.
12.   Antonomasia adalah majas perbandingan dengan menyebutkan nama lain terhadap seseorang berdasarkan ciri atau sifat menonjol yang dimilikinya.
Contoh : Si pincang itu memiliki semangat luar biasa.
                    Karena dia mencukur rambutnya dengan rata, maka dipanggilllah dengan si botak sampai sekarang.
13.   Perifrasis adalah majas perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan menguraikan sepatah kata menjadi serangkaian kata yang mengandung arti yang sama dengan kata yang digantikan itu.
Contoh: Petang barulah ia pulang.
             Menjadi : ketika matahari telah berada di balik gunung, barulah ia datang.
14.   Parabel adalah majas perbandingan dengan menggunakan perumpamaan dalam hidup.
Majas ini terkandung dalam seluruh isi karangan.
Contoh: Mahabrata, Bayan Budiman.

    1. Majas Pertentangan
Majas pertentangan terdiri atas:
1)     Okupasi majas pertentangan yang melukiskan sesuatu dengan bantahan, tetapi kemudian diberikan penjelasan atau diakhiri dengan kesimpulan.
Contoh : Merokok dapat menyebabkan gangguan kesehatan, tetapi perokok tak dapat menghentikan kebiasannya tersebut sehingga bermunculanlah pabrik-pabrik rokok karena untungnya besar.
2)     Paradoks adalah majas pertentangan yang melukiskan sesuatu seolah-olah bertentangan, padahal maksud sesungguhnya tidak karena objeknya berlainan.
Contoh : Dia begitu merasa kesepian tingga di kota Jakarta yang sangat ramai.
3)     Antitesis adalah majas pertentangan yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan kepaduan kata yang berlawanan arti.
Contoh : Cantik atau jelek, miskin atau kaya, keturunan raja atau bukan, bukanlah suatu ukuran nilai seorang perempuan.
4)     Kontradiksi enterminus adalah majas pertentangan yang memperlihatkan pertentangan dengan penjelasan semula.
Contoh : Hadirin yang hadir di tempat ini boleh pulang, kecuali Santo dan Lela.
    1. Majas Penegasan/Perulangan
Majas penegasan adalah gaya bahasa yang sengaja mengulang kata atau kelompok kata dengan maksud semakin memperjelas makna. Majas penegasan terdiri atas:
1)     Pleonasme adalah majas penegasan yang menggunakan sepatah kata yang sebenarnya tidak perlu dikatakan lagi karena arti kata tersebut sudah terkandung dari kata yang dijelaskan.
Contoh : Saya melihat dengan mata kepala sendiri kejadian itu.
              Tolong maju ke depan untuk menyelesaikan soal no. 2.
2)     Repetisi adalah majas perulangan kata yang bertujuan untuk menegaskan. Majas ini biasanya digunakan dalam pidato.
Contoh : Kita harus mengangkatnya sebagai pahlawan. Kita harus mengangkatnya sebagai pemimpin masa depan.
3)     Paralelisme adalah majas perulangan sebagaimana halnya repetisi, tetapi susunan bentuk yang sama ini terdapat pada baris yang berbeda. Majas ini digunakan dalam puisi. Paralelisme terbagi dua, yaitu:
a)     Anafora, jika perulangan kata terletak di bagian awal pada tiap baris.
  Contoh :    hujan itu berkah
hujan itu bencana
hujan itu duka
hujan itu rahmat
b)    Epifora, jika perulangan kata terletak di bagian akhir setiap baris.
Contoh :  demi bangsa kami rela mati
      untuk tujuan mulia kami rela mati
        karena kebebasan kami rela mati
4)     Klimaks adalah majas penegasan dengan menyatakan beberapa hal secara berturut-turut dengan menggunakan urutan kata-kata yang makin lama makin memuncak pengertiannya.
Contoh : Anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua hadir dalam kerja bakti tersebut.
5)     Antiklimaks adalah majas penegasan dengan menyatakan suatu hal secara berturut-turut  dengan menggunakan kata-kata yang semakin lama semakin melemah pengertiannya.
Contoh : Jangankan seribu, atau seratus, serupiah pun aku tidak punya.
                 Jangankan memamerkan, menyelesaikannya saja sangat susah olehku.
6)     Tautologi adalah majas penegasan yang melukiskan suatu dengan kata-kata yang sama artinya (bersinonim) untuk mempertegas arti.
Contoh : Malam ini sunyi serta sepi padahal besok akan diadakan acaranya.
  Saya khawatir serta was-was akan  keselamatannya.
7)     Simetri adalah majas penegasan yang melukiskan suatu dengan mempergunakan satu kata, kelompok kata atau kalimat yang diikuti oleh kata, kelompok kata atau kalimat yang seimbang artinya dengan yang pertama.
Contoh : Dia berjalan kelimpungan seperti orang yang sedang mabuk berat.
8)     Retoris (basa basi) adalah majas yang berupa kalimat Tanya, dimana jawabannya telah dketahui oleh penanya. Tujuannya untuk meyakinkan, untuk memberikan penegasan pada bagian yang diuraikan, atau untuk menyindir.
Contoh : Siapa yang meninggal dan tidak ingin masuk surga?
Siapa yang tidak ingin hidup bahagia?
9)     Koreksio adalah majas penegasan yang membetulkan (mengoreksi) kembali kata-kata yang telah diucapkan, baik secara sengaja maupun tidak sengaja.
Contoh : Hari ini dia telah pergi…eh…maaf tidak datang maksud saya.
10)   Asidenton adalah majas penegasan yang menyebutkan beberapa benda, hal atau keadaan secar berturut-turut tanpa memakai kata penghubung.
Contoh : Rumah, lemari, alat elektronik, serta yang lain dibelinya setelah rumahnya selesai diperbaiki.
11)   Polisidenton adalah majas penegasan yang menyatakan beberapa benda, hal, orang, atau keadaan secara berturut-turut dengan menggunakan kata penghubung.
Contoh : Saya dan adikku, juga bapak hadir dalam pelelangan tersebut.
                 Walaupun dia tidak tahu, tetapi karena terus ditanya, akhirnya dia menjadi emosi dan memukul wartawan.
12)   Interupsi adalah majas penegasan yang menggunakan kata-kata atau bagian kalimat yang disisipkan diantara kalimat pokok guna lebih menjelaskan dan menekankan bagian kalimat sebelumnya.
Contoh : Kamu, orang yang baru saja bergabung dengan kami, berani memberikan usulan yang tidak masuk akal.
13)   Eksklamasio adalah majas penegasan yang memakai kata-kata seru sebagai penegas.
Contoh : Wah, kalau begini saya sangat suka!
              Amboi, betapa indahnya pemandangan ini.
14)   Praeterito adalah majas penegasan yang melukiskan sesuatu dengan menyembunyikan merahasiakan sesuatu dan pembaca harus menerka apa yang disembunyikan itu.
Contoh : Tidak usah kau sebut namanya, aku sadah tahu siapa pelaku korupsi milyaran rupiah tersebut.





    1. Majas Sindiran
Dibandingkan dengan majas yang lain, majas sindiran paling sedikit macamnya.
1)     Ironi
Ironi, yaitu majas yang bertujuan untuk menyindir dengan maksud sebaliknya dari makna kata yang dipakai.
Contoh: Cepat sekali kamu datang, kami sudah mau pulang.
2)     Sinisme
Sinisme, yaitu majas yang mirip dengan ironi, tetapi lebih kasar.
Contoh: Harum benar badanmu, sudah berapa hari tidak mandi.
3)     Sarkasme
Sarkasme, yaitu sindiran yang paling kasar (biasanya menggunakan kata-kata yang tidak pantas untuk diucapkan).
Contoh: Saya muak dengan mukamu yang berbentuk udang itu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Try Relay: the free SMS and picture text app for iPhone.