- P
Pengertian
Istilah paragraf, alinea ataupun paragraf (dari bahasa Yunani paragraphos,
"menulis di samping" atau "tertulis di samping") sudah sering kita dengar bahkan pernah
digunakan dalam percakapan maupun dalam praktik. Dalam Kamus Umum Bahasa
Indonesia karangan Purwadarminta tertera penjelasan bahwa alinea sama dengan
baris atau ganti baris. Dari penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
paragraf merupakan seperangkat kalimat berkaitan antara satu dengan lainnya.
Kalimat-kalimat tersebut disusun menurut aturan tertentu sehingga makna yang
dikandungnya dapat dibatasi, dikembangkan, dan diperjelas. Dalam pengertian yang lain, paragraf disebutkan
sebagai suatu bagian dari bab pada sebuah karangan atau karya ilmiah yang mana
cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru. Paragraf dikenal juga dengan nama lain
alinea. Paragraf dibuat dengan membuat kata pertama pada baris pertama masuk ke
dalam (geser ke sebelah kanan) beberapa ketukan atau spasi. Demikian pula
dengan paragraf berikutnya mengikuti penyajian seperti paragraf pertama.
Menurut pengamatan penulis, diketahui beberapa ciri
paragraf, yaitu (1) setiap paragraf mengandung makna, pesan, pikiran, atau ide
pokok yang relevan dengan ide pokok keseluruhan bacaan, (2) umumnya paragraf
dibangun oleh sejumlah kalimat, (3) paragraf adalah satu kesatuan ekspresi
pikiran, (4) paragraf ialah suatu kesatuan yang koheren dan padat, (5)
kalimat-kalimat paragraf tersusun secara logis-sistematis.
- Unsur-Unsur
Paragraf
Paragraf
dibentuk oleh dua unsur, yaitu:
1. Gagasan
utama/kalimat utama
Gagasan utama adalah gagasan atau kalimat yang berisi ide
pokok/masalah atau kesimpulan sebuah paragraf. Gagasan utama dapat terletak di
awal paragraf ataupun berada pada akhir kalimat. Kalimat utama biasanya berisi
suatu pernyataan yang nantinya akan dijelaskan lebih lanjut oleh kalimat
lainnya dalam bentuk kalimat penjelas. Ada pula paragraf yang gagasan utamanya
ada di awal dan di akhir paragraf, tetapi bukan berarti paragraf itu memiliki
dua gagasan utama.
2. Gagasan
Penjelas/Kalimat Penjelas
Gagasan penjelas adalah gagasan yang menjelaskan gagasan
utama. Dalam paragraf, jumlah kalimat
penjelas lebih banyak dibandingkan kalimat utama.
Contoh:
Indonesia negara yang sering terkena
bencana. Tahun 2004 lalu Aceh dilanda tsutami. Bahkan di tahun 2009, rentetan bencana terjadi di negeri
tercinta ini. Di Bulan ramadan 2009, Situ Gintung Jebol. Tak lama kemudian
Tasikmalaya diterjang gempa yang mengakibatkan ribuan korban. Sebulan kemudian,
di Sumatera Barat kembali diguncang gempa dengan kekuatan 7,6 skala richter.
Dari
contoh paragraf di atas dapat ditentukan bahwa gagasan utama paragraf tersebut adalah
Indonesia merupakan negara yang sering terkena bencana.
- Kerangka
Paragraf
Penyusunan
paragraf harus:
·
Dimulai
dengan kalimat topik yang menyatakan gagasan utama paragraf.
·
Memberikan
detil pendukung untuk mendukung gagasan utama.
·
Ditutup
dengan kalimat penutup yang menyatakan kembali gagasan utama.
- Syarat
Penyusunan Paragraf
Paragraf haruslah memiliki kesatuan/kepaduan bentuk dan
kesatuan makna.
1. Kepaduan
Bentuk
Kepaduan bentuk disebut juga kohesi. Kohesi berkaitan
dengan penggunaan kata untuk menyusun paragraf tersebut. Sebuah paragraf
terkadang padu secara makna, tetapi tidak didukung dengan kepaduan bentuk.
Kepaduan bentuk tersebut didukung oleh:
- hubungan pergantian, ditandai
dengan penggunaan kata saya, kami, kita, Anda, kalian, mereka, engkau,
dia.
- hubungan penunjukan,
ditandai dengan penggunaan kata ini, itu, tersebut, tadi, berikut, selanjutnya,
dll.
- hubungan pelepasan,
ditandai dengan penggunaan kata sebagian, separuh, seluruhnya, semuanya.
- hubungan perangkaian, ditandai
dengan penggunaan kata dan, lalu, kemudian, selanjutnya, akan tetapi,
akhirnya, sementara itu, selain itu, namun demikian, kesimpulannya.
- hubungan leksikal,
ditandai dengan pengulangan kata, penggunaan hubungan makna.
2. Kapaduan
Makna
Kepaduan
makna juga disebut koheren. Selain susunan bentuknya sudah baik, kepaduan makna
juga sangat diperlukan dalam hubungan antarkalimat penyusun sebuah paragraf. Kalimat-kalimat
tersebut harus mendukung satu gagasan utama yang telah ditentukan.
Kalimat-kalimat tersebut memiliki hubungan timbal balik yang saling mendukung
gagasan utama.
- Jenis
Paragraf
1. Berdasarkan
letak gagasan utamanya
a. Paragraf
Deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang gagasan utamanya
terletak di awal paragraf. Gagasan utama paragraf deduktif dinyatakan dengan
kalimat utama yang terletak di awal.
Contoh:
Banyak orang membaca dengan tujuan ingin mendapatkan
informasi dari bacaan tersebut. Informasi yang ingin
diperoleh mungkin sudah didengar, tetapi ingin lebih meyakinkan lagi dengan
membaca langsung. Membaca bacaan berisi informasi yang pernah dibaca sebelumnya
dan ingin mengingat lagi informasi itu lebih baik. Apalagi membaca suatu bacaan
yang berisi informasi baru, tentu akan dicermati dengan baik atau mungkin akan
mencatat informasi tersebut.
b. Paragraf
Induktif
Paragraf induktif adalah paragraf yang gagasan utamanya
terletak di akhir paragraf. Paragraf
induktif adalah paragraf yang dimulai dengan menyebutkan peristiwa-peristiwa
yang khusus untuk menuju kepada kesimpulan umum yang mencakup semua peristiwa
khusus di atas.
Mula-mula paragraf
tersebut berisi pernyataan-pernyataan khusus dan diakhiri dengan sebuah
kesimpulan umum.
Ciri-ciri Paragraf Induktif
·
Terlebih
dahulu menyebutkan peristiwa-peristiwa khusus
·
Kemudian,
menarik kesimpulan berdasarkan peristiwa-peristiwa khusus.
·
Kesimpulan
terdapat di akhir paragraf.
·
Gagasan
Utama terdapat pada kalimat utama
·
Kalimat
penjelas terletak sebelum kalimat utama, yakni yang mengungkapkan
peristiwa-peristiwa khusus
Contoh:
Setiap siswa dilarang untuk membawa telepon genggam. Jika
mereka kedapatan membawanya, telepon genggam tersebut akan disimpan di sekolah
selama dua bulan. Bagi siswa yang laki-laki diwajibkan untuk memendekkan rambut
mereka. Sedangkan siswa perempuan diwajibkan menggunakan rok panjang dan jilbab
bagi muslim. Tak lupa pula lambang lokasi, papan nama, serta bentuk celana
senantiasa harus diperhatikan oleh siswa. Demikianlah kedisiplinan yang
diterapkan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Pallangga, Gowa, Sul sel.
Dalam pengembangannya, paragraf induktif memiliki
beberapa bagian, yaitu:
1) Generalisasi, yaitu perumusan kesimpulan umum berdasarkan
data/kejadian-kejadian yang bersifat khusus. Generalisasi juga dapat diartikan penalaran
induktif dengan cara menarik kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data.
Jumlah data atau peristiwa khusus yang dikemukakan harus cukup dan dapat
mewakili
Contoh:
Setelah karangan anak-anak
kelas 3 diperiksa, ternyata Ali, Toto, Alex, dan Burhan mendapat nilai 8. Anak-anak
yang lain mendapat 7. Hanya Maman yang 6, dan tidak seorang pun mendapat nilai kurang. Boleh
dikatakan, anak kelas 3 cukup pandai mengarang.
2) Analogi, yaitu pengambilan kesimpulan dengan asumsi bahwa
jika dua atau beberapa hal memiliki banyak kesamaan, maka aspek lain pun
memiliki kesamaan.
Contoh:
Sifat manusia ibarat padi yang
terhampar di sawah yang luas. Ketika manusia itu meraih kepandaian, kebesaran,
dan kekayaan, sifatnya akan menjadi rendah hati dan dermawan. Begitu pula
dengan padi yang semakin berisi, ia akan semakin merunduk. Apabila padi itu
kosong, ia akan berdiri tegak. Demikian pula dengan manusia yang tidak berilmu
dan tidak berperasaan, ia akan sombong dan garang. Oleh karena itu, kita
sebagai manusia apabila diberi kepandaian dan kelebihan, bersikaplah seperti
padi yang selalu merunduk.
3) Sebab-akibat, yaitu dimulai dengan fakta-fakta yang
menjadi sebab menuju kesimpulan yang menjadi akibat.
Contoh:
Kemarau tahun ini cukup
panjang. Sebelumnya, pohon-pohon di hutan sebagi penyerap air banyak yang
ditebang. Di samping itu, irigasi di desa ini tidak lancar. Ditambah lagi
dengan harga pupuk yang semakin mahal dan kurangnya pengetahuan para petani
dalam menggarap lahan pertaniannya. Oleh karena itu, tidak mengherankan panen di desa
ini selalu gagal.
4) Akibat-sebab, yaitu dimulai pada fakta-fakta yang menjadi
akibat lalu kita analisis untuk mencari sebabnya.
Contoh:
Hasil panen para petani di
Desa Cikaret hampir setiap musim tidak memuaskan. Banyak tanaman yang mati
sebelum berbuah karena diserang hama. Banyak pula tanaman yang tidak berhasil
tumbuh dengan baik. Bukan itu saja, pengairan pun tidak berjalan dengan lancar
dan penataan letak tanaman tidak sesuai dengan aturannya. Semua itu merupakan
akibat dari kurangnya pengetahuan para petani dalam pengolahan pertanian.
c. Paragraf
Campuran
Paragraf campuran adalah paragraf yang gagasan utamanya
terletak di awal dan di akhir paragraf. Dalam paragraf ini terdapat dua kalimat
utama, tetapi hanya satu gagasan utama. Kalimat pada bagian akhir hanya
berperan untuk mempertegas kalimat utama yang terletak di awal paragraf.
Contoh:
Presiden terpilih, Susilo
Bambang Yudhoyono, telah memanggil beberapa orang yang akan dicalonkan untuk mengisi
kabinet Indonesia Bersatu. Pemanggilan tersebut
dilakukan secara maraton dari pagi sampai malam. Ada beberapa nama lama yang
tetap dipanggil, namun nama-nama yang baru juga menghiasi pemanggilan tersebut.
Setelah mereka diberikan pertanyaan oleh presiden, mereka diminta menandatangani
Kontrak Kinerja dan Pakta Integritas yang harus ditandatangani di atas materai.
Begitulah proses persiapan pembentukan
pemerintahan baru oleh Susilo Bambang Yudhoyono.
2. Berdasarkan
Tujuannya
Berdasarkan tujuannya, paragraf dibedakan atas:
a. Paragraf
Deskripsi
Keraf (1980:93) berpendapat, “Karangan deskripsi adalah
sebuah karangan yang bertalian dengan usaha-usaha para pengarang untuk
memberikan perincian dari objek yang sedang dibicarakan.” Suparni menyatakan
bahwa karangan deskripsi adalah jenis karangan yang didalamnya melukiskan suatu
situasi atau keadaan dengan kata-kata sehingga pembaca seolah-olah melihat,
mendengar, dan merasakan sendiri objek yang dilukiskan dalam deskripsi itu
(1986:92). Dapat disimpulkan bahwa paragraf deskripsi adalah paragraf yang
menceritakan suatu objek/kejadian/peristiwa
secara detil sehingga pembaca atau pendengar seolah-olah melihat, merasa,
atau mendengarkan apa yang dituliskan atau diceritakan.
Keraf (1980:104) mengatakan bahwa dalam
menyusun karangan deskripsi ada tiga pendekatan yaitu: “(a) pendekatan yang
realitas, (b) pendekatan yang impresionistis, dan (c) pendekatan sikap
penulis.”
Agar mendapat gambaran yang jelas, pendekatan-pendekatan tersebut diuraikan satu-persatu di bawah ini.
Agar mendapat gambaran yang jelas, pendekatan-pendekatan tersebut diuraikan satu-persatu di bawah ini.
a. Pendekatan
realistis
Dalam pendekatan yang realistis ini, penulis berusaha
agar deskripsi yang dibuat terhadap objek yang tengah diminatinya itu, harus
dapat dilukiskan seobjektif mungkin sesuai dengan kenyataan yang dilihatnya.
b. Pendekatan
impresionistis
Pendekatan yang impresionistis adalah suatu pendekatan yang berusaha menggambarkan sesuatu secara subjektif atau sesuai dengan interpretasi pengarang.
Pendekatan yang impresionistis adalah suatu pendekatan yang berusaha menggambarkan sesuatu secara subjektif atau sesuai dengan interpretasi pengarang.
c. Pendekatan
menurut sikap penulis
Cara pendekatan ini dapat digunakan bagaimana sikap penulis atau pengarang terhadap objek yang dideskripsikan tersebut. Misalnya: acuh tak acuh, bersungguh-sungguh, dan cermat.
Paragraf ini menggunakan kata-kata secara jelas dan terperinci. Paragraf deskripsi dengan sudut pandang subjektif dilakukan dengan melibatkan kesan atau perasaan pribadi terhadap objek seperti rasa simpati, kagum, heran, sedih, haru, benci, dan nada keprihatinan.
Cara pendekatan ini dapat digunakan bagaimana sikap penulis atau pengarang terhadap objek yang dideskripsikan tersebut. Misalnya: acuh tak acuh, bersungguh-sungguh, dan cermat.
Paragraf ini menggunakan kata-kata secara jelas dan terperinci. Paragraf deskripsi dengan sudut pandang subjektif dilakukan dengan melibatkan kesan atau perasaan pribadi terhadap objek seperti rasa simpati, kagum, heran, sedih, haru, benci, dan nada keprihatinan.
Kata penghubung antarkalimat yang harus diperhatikan adalah
kata hubung koordinatif (dan, serta, atau), kata ganti, kata penunjuk dan
pengulangan.
Contoh:
Malam ini keadaan indah
sekali. Bulan purnama bersinar dengan terang melewati celah-celah dedaunan
hingga menyentuh mukaku ini. Bintang pun menambah keindahan malam dengan
kerlipannya. Udara dingin menusuk sumsum. Sesekali terdengar suara jangkrik mengusik
sepinya malam.
b. Paragraf
Narasi
Paragraf narasi adalah paragraf yang berisi rangkaian
peristiwa yang runtut sehingga menghasilkan alur cerita. Paragraf narasi ini
bertujuan untuk menceritakan suatu peristiwa atau kejadian sehingga pembaca
seolah mengalaminya sendiri. Paragraf ini sebagin besar berisi imajinasi. Jenis
paragraf ini digunakan untuk menjelaskan suatu rangkaian peristiwa (kisah) atau
proses. Urutan peristiwa atau proses dapat dipahami dengan mudah jika gagasan
ditulis secara berurutan. Untuk menunjukkan urutan dan hubungan antarperistiwa
atau proses digunakan kata hubung antarkalimat; misalnya pertama, kedua,
ketiga, keempat, dan seterusnya, selanjutnya, sesudah itu, dan berikutnya.
Contoh:
Betapa terkejutnya Bagong
menyaksikan peristiwa itu. Ditariknya tangan adiknya dengan keras untuk segera
menjauh dari semburan itu. Busa menyala menyembur dari dalam tanah serta
memiliki bau tak sedap hingga memekakkan hidung kakak beradik tersebut.
c. Paragraf
Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang berisi penjelasan
tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi. Informasi yang disampaikan
harus jelas dan detail. Langkah-langkah tentang sesuatu termasuk dalam kategori
paragraf eksposisi.
Contoh:
Tingkat kemiskinan di
Indonesia semakin menurun. Pada tahun 2007, kemiskinan mencapai 30% dari jumlah
penduduk. Tahun 2008, jumlah tersebut menurun menjadi 25%. Selanjutnya, pada
tahun 2009 ini diperkirakan bahwa tingkat kemiskinan masyarakat Indonesia turun
hingga ke level 13%.
d. Paragraf
Argumentasi
Paragraf argumentasi adalah paragraf yang memaparkan
sesuatu dengan menghadirkan fakta-fakta yang bertujuan untuk meyakinkan
seseorang terhadap apa yang dipaparkan.
Contoh:
Selokan-selokan yang ada di
depan rumah harus dibersihkan dari genangan air dan rerumputan. Jika air di
selokan tidak mengalir dan rerumputan pun tumbuh dengan subur, maka hal itu
akan menjadikan nyamuk berkembang biak dengan cepat.
e. Paragraf
Persuasi
Paragraf persuasi adalah paragraf yang bertujuan untuk
memengaruhi, membujuk, atau mengajak pembaca/pendengar untuk berbuat sesuai dengan keinginan pembicara atau
penulis.
Contoh:
Penggunaan sampo secara rutin
akan membuat rambut Anda menjadi sehat. Kesehatan itu akan semakin menambah
kemilau dan daya tarik rambut Anda. Bayangkan jika sampo itu tidak senantiasa
Anda gunakan maka rambut akan kering, susah diatur, serta kulit kepala akan
gatal-gatal. Olehnya itu, gunakanlah selalu sampo setiap Anda mandi.
3.
Berdasarkan pola pengembangannya
- Pola umum khusus
Pola ini dapat berupa pola umum-khusus atau sebaliknya,
yaitu khusus-umum. Pola umum-khusus diawali dengan sebuah pernyataan umum yang
kemudian dilanjutkan dengan kalimat penjelas yang berupa kalimat-kalimat
khusus.
Contoh:
Memiliki kendaraan sendiri
ternyata banyak untungnya. Kita dapat bepergian kapan saja kita mau. Biaya
yang dikeluarkan pun akan semakin hemat dibandingkan harus naik mobil
penumpang. Waktu yang kita gunakan pun dapat diatur sedemikian rupa sehingga
semua yang kita rencanakan dapat terlaksana dengan baik.
- Pola definisi luas
Paragraf yang berpola definisi luas dimaksudkan bahwa
dalam pengembangan paragraf tersebut menjelaskan tentang sebuah kata ataupun
sebuah objek yang telah disebutkan terlebih dahulu.
Contoh:
Pemilu adalah sebuah proses
demokrasi yang dianggap paling baik. Melalui pemilihan umum ini, rakyat dengan
sendirinya dapat memilih dan menentukan pemimpinnya mulai dari tingkat
kabupaten, provinsi, sampai ke tingkat nasional. Pemilu juga diharapkan mampu menjadikan
pemimpin semakin bertanggung jawab terhadap rakyat yang telah memilihnya.
- Pola sebab akibat
Pola paragraf sebab akibat ditandai dengan kalimat utama
yang berupa sebab. Kalimat penjelasnya adalah menghadirkan akibat-akibat yang
ditimbulkan dari sebab tersebut. Hal ini dapat terjadi sebaliknya, yaitu
kalimat utama diisi oleh akibat kemudian dilanjutkan dengan kalimat sebab
sebagai rincian atas akibat yang telah terjadi.
Contoh:
Beberapa bulan akhir-akhir
ini, kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah semakin berkurang. Hal ini
disebabkan oleh berbagai faktor. Pertama, pergantian unsur pimpinan KPK yang
dinilai sarat dengan kepentingan politik. Kedua, penangkapan aktivis
antikorupsi Indonesia dengan mengatasnamakan pencemaran nama baik sangat tidak
berdasar. Ketiga, partai-partai besar yang mendapat legitimasi dari rakyat
telah membentuk koalisi besar sehingga pemerintah akan menetapkan sebuah
kebijakan semaunya.
- Pola proses
Paragraf dengan pola pengembangan proses merupakan sebuah
paragraph yang menerangkan sesuatu dengan memberikan perincian-perincian secara
berurut sehingga apa yang disampaikan dapat dipahami dengan baik.
Langkah-langkah dalam penyusunan paragraph yang berpola proses, yaitu:
- harus
mengetahui perincian-perincian secara menyeluruh
- membagi perincian tersebut dengan urutan yang baik
- menjelaskan tiap urutan secara detil
Contoh:
Cara menamam anggrek dengan
baik akan menghasilkan kualitas bunga anggrek yang baik pula. Sebelum tanaman
ditempelkan, kita harus menyiapkan tempat menempelnya yang memiliki tekstur
lembut dan tidak rata. Hal itu bisa
didapatkan misalnya pada sabuk kelapa. Setelah itu, anggrek tersebut
ditempelkan pada sabuk tersebut dan diikat. Ikatan pada sabuk tidak boleh
terlalu erat. Sebelum angger tumbuh dengan baik, janganlah disimpan pada tempat
yang terkena matahari secara tetap dari pagi hingga petang.
- Pola pertentangan dan
perbandingan
Pola perbandingan digunakan untuk menyajikan sebuah paragraph
yang berdasarkan atas persamaan dan perbedaan suatu peristiwa yang dituliskan. Pola
perbandingan digunakan dengan melihat perbedaan dalam sebuah peristiwa dengan
peristiwa yang lain. Hal ini dilakukan untuk lebih memperjelas analisis yang
diberikan.
Contoh:
Komputer dan laptop merupakan
perkembangan teknologi informasi yang baik. Komputer banyak digunakan sebelum
laptop marak di kalangan masyarakat. Fungsi dari kedua jenis teknologi ini sama,
yaitu digunakan untuk menyimpan, mengetik, dan menganalisis data serta berbagai
kepentingan lain. Laptop dihadirkan dengan tujuan semakin mempermudah penggunaannya.
Jika komputer tidak bisa dibawa ke mana-mana, laptop berlaku sebaliknya. Laptop
yang dikenal juga dengan istilah komputer jinjing dapat dibawa ke mana-mana
sehingga bisa digunakan kapan dan di mana
saja.
- Pola analisis
Pola analisis digunakan untuk menjelaskan sesuatu yang
sifatnya umum ke dalam perincian-perincian yang logis. Kalimat utama yang
terletak di awal paragraph berperan sebagai bagian yang dianalisis, sedangkan
bagian selanjutnya berfungsi untuk menganalisis.
Contoh:
Masalah perekonomian Indonesia
saat ini dihadang dengan keadaan yang kritis. Hal itu didasarkan pada beberapa
faktor. Pertama, ekonomi global semakin tidak menentu sehingga mengakibatkan
perekonomian dalam negeri juga terombang ambing. Kedua, ekonomi kerakyatan yang
semakin terpuruk sehingga masyarakat semakin menjadi korban korporasi ekonomi. Ketiga, munculnya berbagai lembaga keuangan yang
bermasalah.
- Pola ilustrasi/contoh
Dalam karangan yang luas/terlalu umum, ilustrasi
dibutuhkan untuk memperjelas maksud dalam tulisan tersebut. Ilustrasi tidak
digunakan untuk memberikan kebenaran terhadap pendapat, tetapi hanya untuk
memperjelas.
Contoh:
Kehidupan saat ini semakin
menuntut keprofesionalan. Jika seseorang tidak mampu untuk profesional, maka
dia akan tersingkir dari dunia kerja. Seseorang harus bekerja sesuai dengan
keahlian masing-masing serta bekerja secara maksimal pada pos yang merupakan
tanggung jawabnya. Kedisiplinan juga menjadi bagian utama dalam dunia
profesioanal. Artinya, selain seseorang ahli pada bidangnya juga harus
ditunjang dengan tanggung jawab serta disiplin yang tinggi dalam melaksnakan
tugasnya.
- Pola seleksi
Dalam pola seleksi, penggambaran terhadap objek tidak
dilakukan secara menyeluruh, melainkan dipilah bagian per bagian. Pemilihan harus didasarkan pada pertimbangan tertentu,
misalnya karena fungsi/peran atau bentuknya.
Contoh:
Setelah dia menerima SK
sebagai CPNS, dia pun mengubah penampilannya. Gaya berpakaian adalah hal yang
paling banyak berubah. Pakaian levis sedikit demi sedikit telah ditinggalkannya.
Dalam keseharian dia lebih terlihat rapi dengan pakaian dinasnya. Kalaupun
bukan, maka dia menggunakan pakaian kemeja yang dipadu dengan celana kain yang
rapi.
- Pola titik pandang
Pola titik pandang dimaksudkan bagaimana pengarang
menempatkan dirinya dalam cerita. Titik pandang dilihat dari posisi
penceritaan, bukan bagaimana memandang sebuah benda. Seseorang yang memosisikan
dirinya sebagai titik pandang orang pertama maka dia harus tetap memosisikan
dirinya seperti itu sampai akhir cerita. Jika dia berpindah titik pandang, maka
itu akan mengacaukan kisah dalam cerita.
Contoh:
Mereka berkumpul di sebuah pos
ronda. Malam itu gerimis rinai mengiringi permainan domino mereka. Di depan
pos, Aking sibuk dengan api unggun sambil membalik-balik ubi kayu yang
dibakarnya sejak tadi. Sementara empat orang di atas pos terlihat serius sambil
menggumam untuk mengatur permainan domino mereka.
- Pola dramatis
Pola dramatis berbeda dengan pola titik pandang. Dalam
pola dramatis, cerita tidak disampaikan secara langsung melainkan melalui dialog
antartokoh.
Contoh:
Rahmat terpaku menyakiskan
gurunya menjelaskan dengan serius. Rahmat memerhatikan kata demi kata yang
keluar dari bibir sang guru yang manis. “Rahmat, coba ulang apa yang saya
jelaskan!” perintah guru dengan suara lantang. Tanpa basa basi Rahmat pun
mengulang secara detil apa yang telah dijelaskan oleh gurunya.
“Hore…hore,..Rahmat memang pintar,” teriakan teman-temannya menggema dalam
ruangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar