1. Kata
Benda
Kata benda (nomina) adalah kata yang
menyatakan benda atau sesuatu yang dibendakan. Misalnya mengacu benda, manusia,
konsep, atau pengertian.
a. Ciri-ciri kata benda:
·
Umumnya menduduki fungsi
subjek, objek, dan pelengkap.
Contoh : Ibunya sedang arisan.
Amin menjual merpati.
·
Dapat
didahului kata ingkar bukan, si, sang.
Contoh : Bukan
rumah, si Dukun, sang Dewa.
·
Tidak
dapat didahului oleh kata ingkar tidak
Contoh
: tidak sekolah
(salah)
·
Dapat diikuti kata sifat,
baik secara langsung maupun harus diikuti perantara kata yang.
b. Sifat-sifat kata benda:
v
Kata
benda yang berwujud (konkret) yaitu kata benda yang menyatakan benda yang
berwujud atau dikenal oleh pancaindera (diraba, dilihat, didengar, dirasa).
Contoh : meja, mobil, sepatu, sepeda,
dll.
v
Kata
benda tak berwujud (abstrak), yaitu kata benda yang menyatakan sesuatu yang
hanya dikenal melalui pikiran.
Contoh : pengetahuan, Tuhan, lamunan,
bayangan, dll.
c.
Dari segi bentuknya, kata benda dapat dibedakan
menjadi:
v
Kata
benda dasar, yaitu kata benda yang berupa morfem dasar bebas.
Contoh : Udara, batu, radio, kertas, komputer,
dll.
v
Kata
benda turunan, yaitu yaitu kata benda yang terbentuk dari proses morfologis.
Contoh : Ketatabahasaan,
pengambilalihan, rumah-rumah, keuangan, tetamu, kesatuan, ketinggian, dll.
d. Subkategorisasi
kata benda dilakukan dengan membedakan:
v
Kata
benda bernyawa dan tak bernyawa
Contoh KB bernyawa
: bapak,
adik, Suparmin, nona, tuan.
Contoh KB tak bernyawa dibagi
menjadi:
-
Nama
lembaga: DPR, MPR, DPRD
-
Nama
geografis:
Makassar, selatan, hulu
-
Waktu: senin, besok, Januari, pukul
09
-
Nama
bahasa: bahasa
Indonesia, bahasa Sawitto
-
Ukuran
dan takaran: kilometer,
lusin, kodi
-
Tiruan
bunyi: kokok,
dengung, aum,cak-cak
v
Kata
benda terbilang dan tak terbilang
Nomina terbilang ialah nomina yang dapat dihitung dan
dapat didampingi oleh numeralia seperti kantor,
kampung, kandang, rumah.
Nomina tak terbilang ialah nomina yang tidak dapat didampingi
oleh numeralia seperti udara,
kemanusiaan, kebersihan.
v
Kata
benda kolektif dan bukan kolektif
Nomina kolektif mempunyai ciri dapat disubsitusikan
dengan mereka atau dapat diperinci atas anggota atau atas bagian-bagian. Nomina
kolektif terdiri atas nomina dasar dan nomina turunan.
Contoh: tentara, satpam,
wangi-wangian, minuman, pepohonan.
Nomina yang tidak diperinci atas bagiannya termasuk
nomina yang bukan kolektif.
2. Kata
Kerja
Kata kerja adalah kata yang menyatakan pekerjaan,
perbuatan, tindakan, proses, atau keadaan.
Ciri-ciri kata kerja adalah:
·
Dalam
kalimat, umumnya menempati fungsi predikat.
Contoh: Orang tua itu menyapu setiap pagi.
Hasdinar menyanyi.
·
Mengandung
makna perbuatan, proses, atau keadaan.
Contoh: beruang, memasak, mengukur
·
Tidak
dapat didahului kata paling.
Contoh: paling makan, paling pergi
(salah)
·
Dapat
didahului oleh kata keterangan akan, sedang, dan sudah.
Contoh:akan tidur, sedang belajar,
sudah salat
·
Dapat didahului kata tidak.
Contoh: Tidak pergi, tidak bermain
·
Dapat
dipakai dalam kalimat perintah, khususnya yang menyatakan perbuatan.
Contoh: Ambilkan bulan bu!
Tinggalkan saya sekarang juga.
Jenis-jenis
kata kerja
v Kata
kerja aktif, yaitu kata kerja yang menyatakan perbuatan dilakukan oleh subjek
dan biasanya berawalan me- atau ber-.
Contoh : Alam bermain bola di
lapangan.
Aslan membaca buku di kamarnya.
v
Kata
kerja pasif, yaitu kata kerja yang subjeknya menderita atau dikenai pekerjaan. Biasanya dilengkapi oleh awalan di- atau ter-.
Contoh : Ayam dimakan
kucing.
Kucing itu tertabrak
mobil.
v Kata kerja transitif, yaitu kata kerja yang
memerlukan objek dan biasanya berawalan me-.
Contoh : Iwan membeli jeruk di pasar.
Hesti menulis surat
untuk sahabatnya.
v
Kata
kerja intransitif, yaitu kata kerja yang tidak diikuti oleh objek.
Contoh : Zakkir melarikan diri.
Anak-anak itu
bermain dengan ceria.
v
Kata
kerja aus, yaitu kata kerja yang tidak memiliki imbuhan.
Contoh : Dia tidur.
Busra belum mandi.
v
Kata
kerja finitiv, yaitu kata kerja yang menyatakan perbuatan dan berperan sebagai
predikat kalimat.
Contoh : Bermain itu kebiasaan anak-anak.
Mendengkur itu tidak baik.
v Kata
kerja refleksif, yaitu kata kerja yang mengenai (berakibat) kepada pelakunya
sendiri.
Contoh : Arman bermotor baru.
Jaya memotong
kukunya.
v Kata
kerja resiprok, yaitu kata kerja yang menyatakan saling atau berbalas-balasan.
Contoh : Anjing itu buru-memburu.
Mereka
bersalaman.
v Kata
kerja kopulatif, yaitu kata kerja yang letaknya berurutan dalam kalimat.
Contoh : Ibu pergi berbelanja
di pasar.
Armin beranjak tidur
sebelum pukul delapan.
3. Kata
Sifat
Kata sifat (ajektiva) adalah kata yang digunakan untuk
menyatakan sifat, ciri atau keadaan orang, benda, atau binatang.
Ciri-ciri
kata sifat sebagai berikut.
·
Dapat
diberi keterangan pembanding, seperti lebih, paling, dan kurang.
Contoh: lebih cantik, paling besar,
kurang manis
·
Dapat
diberi keterangan penguat, seperti sangat, terlalu, amat, benar, sekali.
Contoh: sangat besar, terlalu gagah,
amat tampan, pintar benar, cerdas
sekali
·
Dapat
didahului dengan kata ingkar tidak.
Contoh: tidak subur, tidak mahal,
tidak hidup
·
Dapat
diulang dengan disertai imbuhan se-nya.
Contoh: sepintar-pintarnya, semahal-mahalnya.
·
Umumnya
berfungsi sebagai keterangan bagi kata benda ketika digunakan dalam kalimat.
Contoh: baju mahal, buku baru,
sepatu tua, payung murah
Jenis-jenis
kata sifat
v
Kata
sifat berbentuk kata dasar.
Contoh
: manis, gagah,
cantik, panas, pendek, dll.
v
Kata
sifat berbentuk kata majemuk.
Contoh : gagah berani, keras kepala,
sakit hati, panjang tangan, merah delima, dll.
v
Kata
sifat berbentuk kata ulang.
Contoh
: gilang-gemilang,
compang-camping
v
Kata
sifat berbentuk kata berimbuhan.
Contoh : berduri, ternama, membaja, mengalun, jutawan
4. Kata
Ganti
Kata ganti (pronominal) adalah kata yang menggantikan
kata benda atau kata yang dibendakan. Menurut fungsinya,
kata ganti dibedakan sebagai berikut.
a. Kata ganti orang, adalah kata ganti yang mengacu pada
orang.
Persona
|
Makna
|
|
Tunggal
|
Jamak
|
|
Pertama
|
Saya,
aku, ku-, -ku
|
Kami, kita
|
Kedua
|
Anda, engkau, kamu, dikau, -mu
|
Kalian, Anda sekalian
|
ketiga
|
Ia,
dia, beliau
|
Mereka
|
b.
Kata penunjuk, yang
meliputi:
·
Penunjuk
umum, contoh : ini, itu, anu
·
Penunjuk
tempat, contoh : di sana, situ,
sini
·
Penunjuk
ikhwal, contoh : begini, begitu
c. Kata penanya adalah kata ganti yang digunakan untuk
menandai suatu pertanyaan.
Berikut bagian-bagian kata tanya.
·
Apa
(menanyakan benda, barang, binatang)
·
Kapan (menanyakan waktu)
·
Siapa (menanyakan orang)
·
Di mana (menanyakan tempat)
·
Mengapa (menanyakan alasan)
·
Bagaimana (menanyakan
proses/keadaan)
·
Berapa (menanyakan jumlah)
5. Kata
Penghubung (konjungsi)
Kata penghubung (konjungsi) adalah kata tugas antarkata,
antarklausa, antarkalimat atau antarparagraf.
Ciri-ciri konjungsi:
a. Berperan sebagai penyambung antara kata dengan kata yang
sama jabatannya dalam kalimat.
b. Berperan sebagai penyambung dalam kalimat atau anak
kalimat dengan induk kalimat.
Berdasarkan fungsinya, kata penghubung digolongkan atas:
a. Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan
dua kata atau klausa yang memiliki hubungan yang setara. Artinya diantara dua
klausa tersebut tidak saling menjelaskan.
Contoh : Saya dan
ayahku ke Makassar.
Anda tinggal di rumah ini atau ikut denganku.
Saya tidak mencintainya, tetapi suka akan sifatnya.
b. Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang
menghubungkan dua klausa atau lebih yang memiliki hubungan bertingkat. Penggunaan
konjungsi subordinatif menghasilkan kalimat majemuk bertingkat.
Contoh : Sesudah saya makan, dia belum datang juga.
Saya akan mentraktirmu jika nilai ujianmu bagus.
Dia bekerja siang dan malam demi adiknya yang sedang sakit.
c. Konjungsi korelatif adalah konjungsi yang menghubungkan
antara dua klausa atau kalimat yang memiliki derajat yang sama. Artinya,
konjungi ini selalu hadir bersamaan dalam kalimat. Kalimat korelatif pada
umumnya adalah kalimat majemuk.
Contoh : tidak hanya…..tetapi juga
bukan….melainkan
jika…..maka
jangankan…pun
apakah….atau
semakin
….semakin
Berdasarkan maknanya, kata sambung/penghubung dapat
dibedakan menjadi beberapa macam.
d. Kata penghubung yang menyatakan gabungan. Biasanya
menggunakan kata.
dan apalagi tambahan
pula
dengan malahan kemudian
atau lalu lagi
pula
e. Kata penghubung yang menyatakan waktu. Biasanya
menggunakan kata.
waktu ketika demi
manalagi selagi bilamana
tengah tatkala apalagi
sedang sementara saat
f. Kata
penghubung yang menyatakan maksud/tujuan. Biasanya menggunakan kata.
agar untuk supaya
biar agar supaya
g. Kata penghubung yang menyatakan perlawanan. Biasanya
menggunakan kata.
tapi tetapi hanya saja
akan tetapi melainkan lain lagi
h. Kata penghubung yang menyatakan sebab akibat. Biasanya
menggunakan kata.
sampai sehingga sebab
karena hingga maka
i. Kata penghubung yang menyatakan syarat dan pengandaian.
Biasanya menggunakan kata.
jika seandainya kalau
asal andaikata andaikan
jikalau misalkan apabila
umpama
j. Kata
penghubung yang menyatakan syarat yang tak dipedulikan atau pernyataan
mengalah. Biasanya menggunakan kata:
meskipun biar walaupun
walau biarpun walau
sekalipun
6. Kata
Bilangan
Kata bilangan (numeralia) adalah kata yang dipakai untuk
menghitung banyaknya wujud dan konsep.
Berdasarkan bentuknya, kata bilangan terdiri atas:
- Bilangan pokok
Contoh
: nol, satu, dua, tiga, empat, lima
- Bilangan tingkat
Contoh : pertama, kedua, kesepuluh,
keduabelas
- Bilangan tak tentu/banyak
Contoh : beberapa, banyak
7. Kata
Depan
Kata depan (preposisi) adalah kata tugas yang berfungsi
sebagai unsur pembentuk frase preposisional. Penulisannya harus terpisah dengan
kata yang mengikutinya.
Contoh : bagi, di, ke, dari, untuk, buat, guna, oleh,
tentang, yang, pada, sejak, sekeliling, sekitar, bagaikan, menurut, sampai
dengan, oleh sebab, selain itu, mengenai, terhadap, selama, menuju, menjelang,
akan, beserta, bersama.
8. Kata
Seru
- Pengertian
Kata seru (interjeksi) adalah kata tugas yang menyatakan
hati/perasaan manusia. Terkadang kata seru tersebut keluar secara spontan
ketika ada peristiwa yang terjadi.
Contoh : Wah, indahnya pemandangan ini.
Amboi, sungguh menakjubkan.
Ih, sangat menjijikkan.
Aduh, sakit sekali lukaku.
Astaga,
betapa mengejutkannya.
- Jenis Interjeksi
- Interjeksi seruan atau panggilan minta perhatian: ahoi,
ayo, eh, hai, halo, sst, wahai.
- Interjeksi keheranan atau kekaguman: aduhai, ai,
amboi, astaga, hm, wah, yahud.
- Interjeksi
kesakitan: aduh
- Interjeksi
kesedihan: aduh, ah.
- Interjeksi
kekecewaan dan sesal: bangsat, busyet, brengsek, ah, wah.
- Interjeksi kekagetan: lho, masya Allah, astaga.
- Interjeksi
kelegaan: nah, syukur, Alhamdulillah
- Interjeksi
kejijikan: ih, cih, bah, bah, idih.
9. Kata
Keterangan
Kata keterangan (adverbia) adalah kata yang memberi
keterangan atau penjelasan pada kata lainnya. Keterangan sebagai kata berbeda
dengan keterangan sebagai keterangan dalam kalimat. Jenis-jenis kata keterangan,
yaitu:
v Kata
keterangan waktu, yaitu kata keterangan yang menentukan saat berlangsungnya
suatu kejadian atau peristiwa.
Contoh
: Dia sedang
bermain.
Saya datang tepat waktu.
Hal itu tidak perlu diperhatikan.
Saya datang ketika dia pergi.
Dia tidak menghadiri rapat kemarin.
v
Kata
keterangan tempat, yaitu kata keterangan yang menyatakan peristiwa itu terjadi
pada suatu tempat tertentu.
Contoh : sini, situ, ke mana, dari
mana, ke pasar, di rumah, dll.
v
Kata
keterangan keadaan, yaitu kata yang menerangkan suatu keadaan terjadinya
peristiwa.
Contoh : mahal, janggal, sukar, berlemak, sibuk, buruk, dll.
v
Kata
keterangan sebab, yaitu kata yang menerangkan sebab-sebab terjadinya suatu
peristiwa.
Contoh : sebab, apabila, oleh karena
itu, jika, oleh sebab itu, dll.
v
Kata
keterangan kuantitatif, yaitu kata yang menerangkan tingkat seringnya peristiwa
itu terjadi.
Contoh : kurang lebih, kira-kira, hampir, sering, kerap kali
v
Kata
keterangan kesungguhan, yaitu kata yang menerangkan bahwa suatu peristiwa itu
benar-benar terjadi.
Contoh : sungguh, betul, benar, rupanya, pasti, dll.
v Kata keterangan penekanan, yaitu kata yang menekankan
pada suatu peristiwa.
Contoh : Ia datang juga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar